SEMESTER AWAL KULIAH
Semester Awal Kuliah
Menjadi mahasiswa semester pertama, merupakan masa tahap awal pengenalan, adaptasi, dan menyesuaikan dengan lingkungan kampus. Sebagai circle baru dalam hidupnya untuk dijalani kurang lebih hampir selama empat tahun ke depan. Ada banyak teman baru yang hadir. Tak hanya itu, pola dan aturan kehidupan yang baru pun juga ditemui. Yang mana, di sinilah dibutuhkan untuk belajar memahami dan memfilter hal-hal yang baik untuk kehidupan sehari-hari.
Jujur, dulu waktu saya masih menginjakkan kaki di Surabaya, terkesan masih polos, belum tahu banyak apa-apa, apalagi saya itu sosok perantau dari pulau seberang. Tidak hanya belajar memahami bahasa keseharian yang berbeda, tetapi juga cara hidup, aturan yang berlaku, budaya, nilai-nilai, rute, dan lokasi banyak tempat di daerah Surabaya. Bahkan, terkadang saya jadi paranoid, sebab dulu saat di kampung halaman ada yang bercerita hal-hal kurang enak tentang kehidupan di sebuah kota besar. Pikir saya, dari mana mereka tahu hal itu, mengapa mereka percaya begitu saja, apakah pernah merasakan hidup di kota besar, atau telah melakukan survei. Ah, kenapa mereka harus melihat sisi negatifnya saja tanpa melihat sisi baiknya. Ibarat lalat ada di taman, mengapa memilih mendatangi sampahnya, bukan mendatangi hamparan bunga. Padahal, hidup tergantung pada pribadi masing-masing dalam memilih dan menyikapinya. Emas akan tetap emas, permata akan tetap permata, perak akan tetap perak, meskipun ada di dalam tanah. Ya, seseorang terkadang memang terlalu cepat menjustifikasi, melabeli, dan mengambil kesimpulan sesuai keinginan hatinya. Sebenarnya tak masalah jika bermaksud menasehati, memberikan wejangan, dan menyuruh hati-hati sebagai bentuk kepedulian, bukan menakut-nakuti, bukan pula memberikan klaim yang tidak baik.
Berada pada tangga kehidupan di semester awal kuliah, tentu tak sama dengan tangga kehidupan sewaktu masih di tingkat sekolah menengah atas. Butuh untuk bermetamorfosis. Sebab, bukan lagi bernama siswa, tapi sebagai mahasiswa. Ya, tentu berbeda. Yang dulu masih suka banyak main, punya banyak waktu luang, dan lain sebagainya, semasa kuliah sudah mulai harus bisa menata waktu. Tidak hanya untuk kuliah saja, masuk kelas, duduk dan mendengarkan dosen. Tetapi, aktif untuk memperkaya wawasan, mengerjakan segala tugas-tugasnya, atau bahkan nimbrung aktif dalam sebuah organisasi dan unit kegiatan mahasiswa kampus. Ibaratnya, jika dulu di dunia sekolah makan masih disuapi dan semuanya masih disiapkan, dunia kuliah bukan lagi saatnya. Sudah harus bisa masak sendiri sampai makan pun harus mandiri.
Ah, lugunya, ingat dulu saat masih semester awal, sebagai mahasiswa baru tak ingin melewatkan untuk menyempatkan diri berfoto di depan kampus tercinta. Tepatnya di depan gedung Twin Tower yang ada tulisan UIN Sunan Ampel Surabaya. Sebenarnya bukan ingin narsis. Wajar saja bukan, sebagai mahasiswa baru, apabila ingin menjadikan foto tersebut menjadi salah satu kenangan yang akan disimpan dalam lembaran sejarah hidupnya, bersama teman-temannya. Wkwkwk. Bukan pula untuk pamer karena bisa kuliah di kampus tercinta. Tetapi, sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah atas kesempatan, nikmat, dan anugerah indah yang diberikan, karena bisa memijakkan kaki di situ. Serta mengingatkan akan perjuangan sebelumnya sehingga mengantarkannya kuliah di situ.
Kemudian, jika ditanya bagaimana kuliah di semester pertama, jawabannya adalah sangat mengesankan. Masih awal ta’arufan. Ya, kebanyakan memang kesan di awal begitu menakjubkan. Lalu, sebagai mahasiswa prodi sastra inggris di semester pertama, bagaimana dan apa saja mata kuliah yang ditempuh? Semester pertama itu ibarat ada di level pertama permainan puzzle. Akan terasa mudah bagi mereka yang mau belajar. Merupakan karpet merah istimewa bagi mereka yang mau mengambil kesempatan. Dan sebuah golden ticket bagi mereka yang mau mengusahakan. Bangunan akan kokoh, jika dimulai dari dasar dan pondasi yang oke. Oh iya, mata kuliah di semester pertama itu masih belum begitu padat dan banyak. Di antaranya adalah B. Indonesia, Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN), Pengantar Studi Islam, Vocabulary, Basic Structure, Factual Listening, Factual Reading, Pronounciation, dan Speaking for Informal Interaction. Total 21 SKS. Ya, diawali dengan yang dasar-dasar. Kenapa kok ada mata kuliah seperti PKN dan Pengantar Studi Islam, itu adalah bagian dari beberapa MKD (Mata Kuliah Dasar) bersifat wajib dari kampus. Kalau ditanya kenapa harus ada PKN, tentu mungkin kampus berharap agar mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa tak lupa dengan sejarah kedaulatan bangsa Indonesia dan cinta tanah air sebagai bagian dari warga NKRI. Sedangkan Pengantar Studi Islam, mungkin dengannya kampus berharap agar mahasiswa yang berada di bawah naungan dan di lingkungan Universitas Islam, harus mengetahui dan memahami dasar-dasar ilmu keislaman dan nilai-nilainya, dan berpegangan pada norma-norma yang baik. Tentunya kandungan mata kuliah ini sudah tak asing lagi nih, bagi yang dulu sekolahnya lulusan dari pondok pesantren. Yang mana, kampus mengemasnya menjadi sebuah buku praktis agar mudah diserap dan dipahami oleh seluruh mahasiswa. Baik bagi yang dari background pesantren atau dari yang bukan background pesantren.
Duh, pokoknya bagi kalian yang ada di tangga semester pertama, jangan lewatkan dengan sia-sia waktu ini, manfaatkan dengan baik, dapatkan golden ticket itu, dapatkan karpet merah itu, bangun dasar bangunan itu dengan amat baik, untuk meniti pada tangga-tangga semester selanjutnya. Salam mahasiswa!
Catatan Hati Mahasiswa
Pulau Garam | 22 November 2020
Comments
Post a Comment
Beri komentar, kritikan, saran, dan masukan yang membangun. Terima Kasih! Salam Sastra dan Literasi!