KELAS C SASTRA INGGRIS

 

Kelas C Sastra Inggris

    Di semester pertama, ada tiga puluh lima teman baru yang saya jumpai di dalam sebuah kelas, yaitu kelas C Sastra Inggris, saat pertama kali masuk kuliah. Mereka terdiri dari 29 perempuan dan 6 laki-laki. Jadi jumlah mahasiswa baru Sastra Inggris 2016 di kelas C adalah 36 orang, ditambah saya. Masya Allah, lebih banyak perempuannya ya, tanda apakah ini? Wkwkwk.

    Mereka berasal dari berbagai daerah. Dari Surabaya sendiri, Sidoarjo, Jombang, Gresik, Pasuruan, Lamongan, dan lain-lain. Siapa saja mereka itu? Mereka adalah Dea, Idham, Iqbal, Galih, Anas, Davin, Faizah, Syafni, Nining, Maul, Alda, Ica, Desy, Yeni, Nilta, Retno, Yupan, Ismi, Lafri, Firoh, Aldila, Dewi, Anisa, Nasywa, Mimin, Alma, Zeze, Nesa, Mirza, Mia, Yaniar, Kiki, dan saya sendiri.

    Saya bersyukur bisa kenal dengan mereka semua, dengan latar belakang kita yang berbeda-beda. Sehingga saya bisa belajar banyak hal dari mereka. Bersama merekalah, saya banyak tahu hal baru tentang Surabaya dan lingkungannya. Di Surabaya lah, saya baru merasakan lingkungan multicultural. Di mana, kita satu sama lain saling mencoba memahami dan menghargai. Kita masing-masing saling beradaptasi untuk mengenal dan bersama selama hampir empat tahun.

    Dari merekalah, saya mulai belajar bahasa Jawa sehari-hari. Jujur, di awal bersama mereka, saya belum bisa memahami bahasa mereka. Untunglah, ada bahasa Indonesia. Bahasa pemersatu bangsa, yang telah disumpahkan oleh para pemuda tanah air. Saya, seorang anak perempuan, perantau dari Sumenep Madura yang belajar ke tanah Jawa, pengetahuan bahasa Jawa saya masih zero. Sebab, bahasa sehari-hari di Sumenep adalah bahasa Madura yang benar-benar Madura sekali.

    Sampai saat ini, saya masih belum bisa dikategorikan fasih berbahasa Jawa, apalagi bahasa kromonya, waduh bisa pusing saya. Kalau bahasa sehari-hari percakapan antar teman ke teman, insya Allah masih bisa saya pahami.

    Duh, ingat betul. Dulu saat masih semester pertama, layaknya bayi yang baru lahir, masih belajar bahasa orang lain dan memahaminya. Jadinya, lebih suka menyimak saja. Memilih diam saja dulu, lalu kemudian bertanya apa maksudnya. Kadang kalau maksa pengen gabung dengan pembicaraan, meminta teman-teman untuk pakai bahasa Indonesia saja agar saya bisa seratus persen paham dengan jalannya perbincangan.

    Alhamdulillah ya, berkat merantau ke tanah Jawa, akhirnya bertambah koleksi pengetahuan bahasa dalam hidup saya, bahasa Madura, Indonesia, Jawa, Arab, dan Inggris. Wkwkwk. Semoga, suatu saat dapat belajar bahasa lainnya lagi. Bagi saya, sangat unik dan mengesankan sekali belajar bahasa yang begitu beragam.

    Oh iya, kelas C di angkatan saya ini, mereka semua adalah anak-anak yang berasal dari seleksi SNMPTN semua. Kelas A berasal dari anak-anak SPMB Mandiri, kelas B campuran dari SPMB Mandiri dan SNMPTN, dan Kelas D dari SBMPTN. Ya, seperti itu sih, setahu saya.

    Satu semester bersama, ternyata cukup membuat kami tak ingin berpisah dalam satu kelas. Ingin terus tetap satu kelas seterusnya. Namun, ternyata kami tidak bisa menjadi egois, sebab diantara kami memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan sesuai dengan jadwal hidup masing-masing. Ada yang lebih prefer kelas dari pagi. Ada yang memilih kelas agak siangan. Ada yang milih kelas dari siang. Ada pula yang tidak ingin punya kelas di sore hari. Maka, semuanya kita kembalikan pada pilihan setiap individu dalam memanage waktu dan kesibukannya. Karena, di antara kami, ada yang tak hanya kuliah, tapi juga kerja sampingan, ada pula yang berorganisasi. Sempat, grup line angkatan menjadi cukup gaduh di awal semester dua, karena kami pernah berdebat soal kelas. Ya, rebutan kelas. Ada yang pengen tetap sekelas, ada yang ingin bebas memilih kelas. Akhirnya, kami pun berdamai, bahwa pilihan tetap dikembalikan pada setiap individu untuk menentukan kelasnya di semua mata kuliah yang diambilnya, baik kelas A, B, C, D, atau E.

    Untuk teman-teman saya semuanya, baik yang sekelas sejak semester satu dan semua teman-teman saya di Sastra Inggris yang baru sekelas di atas semester satu, terima kasih atas waktu selama hampir empat tahunnya. Terima kasih atas kebaikan kalian semua. Saya minta maaf, apabila ada salah. Semoga, silaturahmi kita akan selalu terjaga dan tetap tersambung sampai kapan pun. Dan terima kasih juga untuk kakak kelas dan adik kelas saya yang pernah berjumpa dalam satu kelas.

    Hampir selama empat tahun saya menjalani studi strata satu saya, tentulah ada banyak cerita, kisah, pengalaman, dan dinamika hidup selama itu pula. Rasanya baru kemarin saya merantau ke Surabaya, eh sekarang kok sudah lulus saja. Tidak terasa waktu begitu cepat. Dengan warna hidup yang sangat beragam. Teman-teman, semoga kita, berjumpa kembali.

Sumenep, 20 November 2020

 

Comments

POPULAR POST