BERDOA SAJA YANG TERBAIK
Berdoa Saja yang Terbaik
Ada sebuah kisah cinta bak Romeo dan Juliet yang terjebak
dan begitu mendewakan cinta duniawi mereka. Ada pula kisah arus percintaan yang
mampu membinasakan hati.
Tentu kita semua tidak ingin didominasi, dirajai,
dilukai, dan dibutakan oleh perasaan semacam itu.
Ternyata jarak yang cukup, memang dibutuhkan (selagi
belum halal), apabila pertemuan hanya memperburuk keadaan.
Ada juga sebuah kisah seseorang yang telah jatuh cinta
terlebih dahulu pada sosok yang Allah takdirkan untuknya, meskipun dia tidak pernah
tahu siapa dia, seperti apa dia, dan ada dimana dia sekarang. Sehingga ia
selalu mengasah dan mempertajam perasaannya dengan doa dan ibadah agar
diberikan petunjuk oleh-Nya.
Ya, hanya bisa berdoa, agar diberikan yang terbaik dalam
segala halnya. Terbaik dianya. Terbaik prosesnya. Terbaik waktunya. Percaya
pada Allah. Atas semuanya. Jangan sampai menjadi tuna cinta dalam sebuah
penantian. Atau malah terjebak dalam janji semu tak bertuan. Apalagi, bahayanya
jadi korban hati palsu tak berperasaan.
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang
keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula),
sedangkan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka itu
bersih dari apa yang dituduhkan. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia
(surga).” (Q.S. An-Nur (24) : 26)
Jadi, ketika
ditanya kapan akan menikah, jawabannya adalah mohon doanya semoga dipermudah
dalam urusan jodoh, serta diberikan yang terbaik. Semoga kelak, ia yang datang
melamar, bukanlah yang semata-mata meminta kepada wali/orang tua, tetapi
meminta kepada Allah melalui wali/orang tua. Dan ia yang kelak mengucap akad
nikah, tidaklah semata mengucap akad di hadapan penghulu, tetapi mengucap akad
di hadapan Allah.
Kemudian, disamping berdoa sendiri, meminta bantuan doa kepada Ibu, yang doanya tanpa hijab, agar didoakan kelak ia yang datang adalah sosok yang shaleh, baik, setia, bertanggungjawab, mencintai, menyayangi, menghargai, dan menerima apa adanya, membimbing ke jalan yang benar, serta menuntun ke sisi Allah.
Sumenep, 21 November 2020
Comments
Post a Comment
Beri komentar, kritikan, saran, dan masukan yang membangun. Terima Kasih! Salam Sastra dan Literasi!