MENJADI MAHASISWA BARU UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

 

Menjadi Mahasiswa Baru UIN sunan Ampel

    Istilah “Maba” merupakan singkatan dari “Mahasiswa Baru” bagi mahasiswa yang baru masuk ke sebuah perguruan tinggi, tepatnya masih duduk di semester awal yaitu semester 1 dan 2.  Nah, mahasiswa baru ini, biasanya di awal sebelum masuk kuliah ada pengenalan seputar kampus kepada mahasiswa baru tersebut. Atau yang biasa dikenal sebagai Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus). Tetapi biasanya setiap kampus memiliki nama yang berbeda-beda.

    Nah, pada kesempatan ini, saya ingin mencoba bercerita dan flashback dengan masa orientasi saya dulu di kampus. Waduh, kok baru sempat nulis ketika sudah lulus toh Mbak. Ya, namanya juga mahasiswa, banyak tugas dong selama kuliah. Wkwkwk. Ah, ngeles aja deh. Di samping itu, kan udah lulus nih, biar tidak lupa begitu saja dengan kampus tercinta, makanya baru bercerita sekarang. Duh, alasan lagi deh. Apa pun itu, saya hanya ingin menyimpan sejarah hidup ke dalam sebuah tulisan, agar tidak hilang dimakan lupa dan waktu.

    Oke baik, jadi dulu sebelum masuk kuliah, saya dan semua mahasiswa baru UIN Sunan Ampel pada tahun 2016 mengikuti yang namanya PKK-MB. Ya, itulah namanya. PKK-MB merupakan singkatan dari Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru. Sebelumnya, namanya bukan itu, tapi OSCAAR (Orientasi Studi Cinta Almamater), namun sejak saya masuk ke UINSA namanya diganti ke PKK-MB. Yang kemudian kalau tidak salah sejak tahun 2018 diganti namanya lagi menjadi PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan). Apa pun itu jenis namanya, kegiatan ini intinya dimaksudkan untuk mengenalkan seputar kampus kepada mahasiswa baru. Mulai dari siapa rektornya beserta jajarannya, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) apa saja yang ada kampus, kemudian mengenalkan fakultasnya, prodinya, dan masih banyak lagi. Ya, pokoknya, intinya, ta’arufan lah ya.

    Oh iya, sebelum pelaksanaan PKK-MB, sebelumnya ada TM (Technical Meeting) terlebih dahulu. Saya ikut TM-nya bela-belain dateng dari Sumenep ke Surabaya. Dulu kan saya masih belum punya HP, jadi demi pengen tahu informasi lebih lanjut setelah verivikasi UKT ke kampus, saya update dan cari-cari informasi sendiri di sosial media. Saya cari melalui facebook, nyari dan menelusuri orang-orang yang masih kuliah di UINSA. Duh, kayaknya detektif kalah deh sama saya. Wkwkwk. Tapi ya, saya masih kalah sih dari hacker. Kenapa kok menelusurinya melalui facebook? Karena menurut saya facebook adalah media sosial terbesar dan paling banyak penggunanya di seluruh dunia sudah sejak lama. Saat itu menurut saya, instagram belum berada di posisi ngetrend seperti sekarang ini, tapi entahlah, apa sayanya yang kudet jangan-jangan. Soalnya nggak punya HP. Saya buka facebook itu biasanya di warnet, di komputernya Kakak Ipar di rumah, atau pinjam HP Androidnya Ayah Syarifa.

    Dengan cara saya menelusuri melalui facebook, akhirnya nemu juga akun-akun facebook orang yang masih kuliah di UINSA. Tentu saya mencari mahasiswa yang perempuan dong. Suwer deh. Soalnya kalau sama laki-laki saya sulit sekali untuk percaya, saya tidak mudah untuk percaya begitu saja sama laki-laki. Wkwkwk. Beneran deh. Saya menginbox beberapa orang, dan Alhamdulillah ada seorang Mbak dari FTK, duh sayangnya saya lupa namanya sekarang, tapi masih berteman kok di facebook, nah Mbak inilah yang bantu saya untuk cari tahu informasi seputar mahasiswa baru UINSA 2016. Dari situlah, akhirnya saya dikasih tahu kalau perfakultas itu memiliki grup facebook sendiri-sendiri. Kalau tidak salah kemudian saya dikenalkan dengan teman perempuannya Mbak ini yang dari FAHUM, kayaknya sih gitu. Ah, tak bisa mengingat dengan jelas lagi kan, duh sudah empat tahun yang lalu sih. Atau, kalau tidak salah saya itu sepertinya menghubungi lebih dari satu orang, dan keduanya sama-sama bantu saya untuk mencari tahu informasi yang saya maksud. Kemudian, entah saya sudah lupa gimana ceritanya, kenal dengan Mbak Iqo dari Sastra Arab. Intinya juga dari facebook. Nah, saya dikasih tahu sama Mbak itu apa nama grupnya, dan tergabunglah saya di grup mahasiswa baru FAHUM 2016 di facebook, namanya Dema Fahum 16. Dari sini lah saya tidak ketinggalan informasi soal pelaksanaan technical meeting PKK-MB khususnya yang FAHUM. Ya biginilah ya jadinya, kalau tidak punya teman atau saudara satu pun di Surabaya. Solusinya cari melalui medsos untuk dapatkan informasi itu. Yah, seperti inilah. Entah bagaimana dengan pengalaman teman-teman lainnya yang juga dari luar daerah, apakah kira-kira ada yang sama seperti saya, juga cari-cari informasi melalui facebook, bisa jadi sih iya.

    Untuk memperpadat cerita, saya pun dapatkan semua informasi seputar pelaksanaan PKK-MB itu. Mulai dari tanggal technical meetingnya, pendaftaran untuk ikut PKK-MB-nya, atribut apa saja yang harus dipakai saat PKK-MB (sepertinya tidak perlu saya sebutkan) yang mana saya sampai order atribut tersebut melalui BBM-nya Syarifa, dan semuanya.  

    Saya lupa tanggal berapa pas ikut pelaksanaan technical meeting PKK-MB. Demi ikut TM ini, saya untuk pertama kalinya ditemani Ibu ke Surabaya dengan naik Bus dari Sumenep. Ini benar-benar kali pertama pengalaman naik Bus. Besok adalah hari TM, saya dan Ibu berangkat hari ini ke Surabaya. Lalu, menginap di mana? Menginap di rumahnya Nanda di Sidoarjo. Siapa itu Nanda? Dia adalah seorang mahasiswi baru juga dari prodi Biologi. Kami bertemu saat verifikasi UKT yang bertempat di Auditorium UINSA. Kebetulan kami itu barengan pada saat ngisi data di siakad. Saling bantu gitu. Dan, saling tukar nomer HP di situ. Nomer HP orang tua sih ya, soalnya saya belum pegang HP sendiri masih saat itu. Saya itu baru pegang HP sendiri, pada saat resmi merantau ke Surabaya. Jangan ditanya HP apa ya. Ia adalah HP Samsung sederhana, tidak ada kameranya, dan tidak ada akses internetnya.

    Aduh, benar-benar membingungkan dan cukup meresahkan pengalaman pertama kali naik Bus. Pada saat sampai di terminal Bungurasih, jadi saya dan Ibu nggak paham setelah itu untuk cari Bus kota harus ke mana. Eh, ada supir taksi nawarin untuk nganterin ke tujuan kami. Namanya baru pertama kali ya, saya dan Ibu belum paham apa-apa, hampir saja mau. Lalu, diarahkan melalui via telepon oleh Nanda untuk cari di mana letak Bus kota, disuruh jangan meladenin supir taksi itu, karena tarifnya mahal. Barulah, setelah cukup bingung, dan tak meladeni tawaran supir taksi itu lagi, saya pun nanya sama orang lainnya di mana arah letak Bus Kota. Allah, dari tadi, baru ketemu. Alhamdulillah, akhirnya. Saya dan Ibu pun naik Bus Kota yang berhenti di Joyoboyo. Setelah itu, cari angkot hijau jurusan sedati. Aduh, miris sekali, nggak langsung nemu yang mau berangkat. Untunglah, akhirnya ada yang mau berangkat, meskipun penumpangnya 3 orang, saya, Ibu, dan seorang Ibu-Ibu yang tentu tidak kami kenal. Ternyata, jauh sekali perjalanan kami untuk sampai di daerah Sedati, tepatnya di pom bensin terakhir. Setalah saya dan Ibu sampai di pom, tak lama kemudian Ayah dan Ibu Nanda menjemput kami. Masya Allah, beliau berdua baik sekali. Mau menerima kami di rumahnya. Satu malam saya dan Ibu menginap di rumah Nanda. Esoknya saya ke kampus untuk ikut TM. Sedangkan Nanda tidak, karena kan pelaksanaan TM itu tergantung pada fakultas masing-masing.

    Sekitar jam 07.00 pagi, saya dan Ibu pun di antar oleh Nanda dan Ibunya dengan sepeda motor ke sebuah tempat, di pinggir jalan raya, untuk menunggu naik angkot yang menuju ke UINSA. Sesampainya di UINSA, saya dan Ibu beristirahat sejenak di Masjid kampus. Sebelum akhirnya saya ke Auditorium untuk mengikuti Acara Seminar Bedah Buku karyanya Dr. Wasid, S.S., M.Fil.I yang diselenggarakan oleh FAHUM. Loh, TM-nya kapan? Siang-Sore harinya. Pinter banget kan ya panitianya, TM-nya di taruh di sore hari, agar para maba ikut seminar dulu. Wah, untung banyak nih panitia. Wkwkwk. Untung ada masjid kampus, jadi Ibu di situ menunggu saya. Selesai seminar, saya pun shalat dzuhur di masjid, sebelum berkumpul lagi ke Auditorium. Ketika berkumpul ke Auditorium untuk ikut TM, nah di situlah saya mulai mengenal teman-teman seprodi saya. Yang saya ingat, di situ saya kenalan dengan Siti Lafriyanti, Isma, Icha, dan yang lainnya. Awalnya kami pengen sekali untuk sekelompok. Eh, ternyata tidak. Jadi, semuanya dicampur baur dengan prodi Sastra Arab dan prodi Sejarah Peradaban Islam. Kalau tidak salah ingat, saya kelompok 1, yang terdiri dari kurang lebih 20 orang. Saya sekelompok sama Abror (teman saya dari Sumenep), Mila, Anis, Asbo, Sella, dan siapa lagi ya, lupa saya sudah. Saat itu saya tuh masih kudet banget. Belum punya WA. Entah apakah WA emang baru-baru ngetrend ketika itu ataukah saya yang emang kudet. Di kelompok kami juga masih buat grup kelompok di facebook kok. Tapi, saya nggak pernah buka FB selama itu, mau buka dari mana, kan saya masih pegang HP yang sederhana. Sebagaimana masa orientasi ketika MTs dan MA, kami membuat yel-yel dan jargon kelompok. Nyiapin atribut bareng-bareng. Terus kami dikasih banyak lagu-lagu sama Kakak panitia untuk dinyanyikan selama PKK-MB nanti. Jadi, pas technical meeting ya itu, kumpul sama kelompok, kenalan, belajar menyanyikan lagu-lagu, dan diperingati lagi atribut yang harus dipakai nanti ketika hari PKK-MB. TM-pun selesai, saya menemui Ibu di masjid. Shalat ashar, lalu pulang. Dari kampus kami naik angkot kuning menuju jembatan putih Bungurasih. Di situlah, kami menunggu Bus untuk pulang ke Sumenep. Jelas, kami nyampeknya ke Sumenep hampir larut malam. Sampai di terminal Sumenep, kami dijemput sama Kak Arso & Syarifa.

    Lanjut, PKK-MB tahun 2016 dilaksanakan mulai dari tanggal 29 Agustus sampai 01 September 2016, selama 4 hari berturut-turut, mulai pukul 07.00-15.00. Namanya juga, kegiatan pengenalan ya, jadi dikenalin semuanya. Hari pertama, PKK-MB dibuka di halaman depan Gedung Twin Twin oleh Pak Rektor. Saat itu rektornya adalah Prof. A’la, putra dari Kiai Basyir di Guluk-Guluk Sumenep. Suatu kebahagiaan tentunya ya, saya yang berasal di Sumenep ini, Alhamdulillah keterima kuliah di UINSA, yang mana rektornya berasal dari daerah saya sendiri ketika itu.

    Singkat cerita, selama 4 hari, kami benar-benar dikenalkan tentang kampus, fakultas, dan prodi. Oh ya, ciri khas outfit fakultas adab dan humaniora di hari ketiga dan keempat, memakai atribut pelengkap serba kuning gitu. Sesuai dengan bendera fakultas. Bajunya pakai kemeja putih, bawahan pakai rok/celana kain hitam. Saya pribadi pakai celana kain hitam, karena ndak punya rok hitam. Dan celana itu emang sengaja bawa dari rumah untuk dipakai saat PKK-MB. Karena saya mengira wajib pakai celana semua. Wkwkwk. Ternyata pas PKK-MB ada juga yang pakai rok. Duh, nyesel kenapa nggak nyiapin rok hitam juga saya saat itu. Terus pakai rompi kuning, tas kain kuning, kaos kaki kuning, tali sepatu kuning, pita kuning, kerudung kuning, sabuk kuning, dan udeng batik. Beberapa ada yang punya sendiri, dan beberapa dari atribut itu beli ke Kakak panitia, kalau tidak salah totalnya Rp.80/90.000. Duh, mahasiswa polos. Kalau ditanya kegiatannya apa. Banyak sekali kegiatan selama PKK-MB, materi udah hal yang pasti, sosialisasi lapangan, dan lain-lain. Walaupun tetap kebanyakan di dalam ruangan sih. Waktu itu maba fakultas saya ditempatkan di gedung Sport Center and Multipurpose. Wah, udah serasa VIP banget deh. Luas, megah, dan nyaman.

    Di hari keempat, tepatnya di sore hari. Kegiatan PKK-MB ditutup oleh Pak Rektor di gedung Spot Center. Di situlah maba dari seluruh fakultas berkumpul. Memenuhi luasnya gedung SC. Beribu-ribu mahasiswa dari 9 fakultas berkumpul dalam satu tempat. Masya Allah banget. Banyak banget dah pokoknya. Mata melihat sampek takjub gitu. Setelah penutupan selesai, saya kira acara udah selesai. Ternyata masih ada acara penutupan di fakultas masing-masing. Jujur nih, saya kaget, tiba-tiba ada panggung di depan fakultas. Kayak panggung acara konser gitu dah pokoknya. Ternyata emang iya. Band fakultas pun tampil di situ. Serta malam inagurasi dengan perwakilan penampilan dari perkelompok. Saya pribadi, memilih shalat ashar dan maghrib dulu ke asrama, baru setelah itu balik ke fakultas. Itu pun di sana saya hanya sebentar, akhirnya memilih pulang saja ke asrama. Penampilan dari kelompok juga sudah ada yang meawakili. Jadi, saya pikir, akan lebih baik saya istirahat saja di Asrama.

    Benar-benar pengalaman yang mengesankan dalam sejarah perjuangan saya saat menjadi mahasiswa S1. Kalau ingat, bagaimana dulu pertama kali mencoba untuk mencari tahu informasi technical meeting serta informasi lainnya agar tak ketinggalan dan tak tahu apa-apa, ke Surabaya ditemani Ibu naik Bus berdua, tidak paham Surabaya, dan ikut TM. Alhamdulillah sekali, Allah mengirim orang-orang baik dalam perjuangan saya. Ada Nanda yang telah menerima saya dan Ibu menginap di rumahnya. Ada Ibu, malaikat yang selalu menemani saya, selalu khawatir sama saya, selalu peduli sama saya, dan selalu memperhatikan saya. Ya, beliau adalah malaikat di dunia ini yang terlalu baik yang Allah karuniakan buat saya. Sosok Ibu luar biasa. Duh, Ibu. Hal apa sehingga saya mampu dan bisa membalas semua kebaikan Ibu.

    Awalnya, saya bilang sama Ibu. Ndak papa bu, saya berangkat sendiri saja ke Surabaya. Langsung beliau tidak mengizinkan. Saya disuruh jangan berangkat saja kalau tidak mau ditemani sama beliau. Terus kenapa tidak ditemani yang lainnya misalnya? Ayah saya kesehatannya tidak stabil seperti Ibu dan yang lainnya, jadi tidak bisa untuk pergi jauh ke mana-mana. Tapi beliau begitu mendukung saya untuk thalabul ‘ilmi ke Surabaya. Beliau yang menyemangati dan memotivasi saya, untuk berjuang, dan harus percaya bahwa ada Allah yang akan melindungi, dan ada Allah yang akan mencukupkan rezeki saya di tanah rantau. Percaya, kamu pasti makan di sana, nak. Kakak saya adalah seorang perempuan, yang tak mungkin saya berangkat berdua bersama ia, karena ia punya tanggungjawab lainnya yang harus diurus. Ya, begitulah, saya tak bisa menceritakan lebih detail tentang keluarga saya di sini. Biarlah itu menjadi privasi kami. Intinya, keluarga adalah harta paling berharga dan tak ternilai harganya yang saya miliki dalam hidup saya, yang memacu hidup saya untuk terus berjalan, jalani hidup ini, selama nafas masih terus berhembus. Keluarga adalah support system utama, the best one ever.

    Ayah, sesuai wasiatmu, saya akan terus berjuang dan terus berjuang untuk thalabul ‘ilmi. Mohon doa dan ridhonya Ayah, saya ingin lanjut kuliah S2 sebagaimana keinginan Ayah. Semoga Allah memberikan jalan kemudahan bagi saya, untuk menggapainya. Dan Ibu, terima kasih bu, selama ini telah begitu luar biasa turut serta menemani perjuangan saya, dan bahkan sampai detik ini. Semoga Ibu sehat selalu dan dibalas dengan kebahagiaan yang tiada terhingga di akhirat nanti oleh Allah. Aamiin.

Sumenep, 17 November 2020

Comments

POPULAR POST