UNDANGAN SPESIAL DARI IBU NIHAYATUS SA'ADAH A'LA
Undangan Spesial dari Ibu Nihayatus Sa’adah A’la
Bulan Juni 2019 lalu, para pengurus Pesmi beserta mahasantri diundang untuk hadir di acara pengajian atau selamatan empat bulanan kehamilan dr. Dinar (bagian dari keluarga besar Kiai A’la yang tinggal di Surabaya) di malam hari. Semua pengurus yang tidak berhalangan hadir atau tidak memiliki kegiatan lainnya turut ikut ke acara tersebut, termasuk saya. Serta, beberapa mahasantri sebagai perwakilan dari setiap lantai yang juga bisa hadir dan tidak memiliki kesibukan turut serta bersama menghadiri acara tersebut, pada saat itu mahasantri masih sedikit yang balik ke Pesmi, karena kampus masih libur.
Kami yang memakai dress putih, pergi ke tempat tujuan dengan naik grab car. Ternyata kediamannya di sebuah perumahan dan tidak jauh-jauh amat dari kampus UINSA. Sesampainya di sana, kami pun bersalaman dengan Ibu Nihayah dan semua orang yang telah datang lebih awal. Lalu, tiba-tiba ada sosok Ibu-Ibu (saya kurang tahu namanya) yang mengatakan “Oh, ini santrinya Kiai A’la ya”. Dalam benak pun saya bergumam, “Ya Allah, Alhamdulillah disebut santrinya Kiai A’la. Jadi teringat dulu saya pernah punya keinginan untuk mondok di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, tapi belum kesampaian. Sejak saya awal kuliah, Kiai A’la adalah rektornya. Sekarang, disebut santrinya. Dan teringat juga saat pembukaan Festival Pesantren 2018, dibuka langsung oleh Kiai A’la yang hadir bersama Ibu Nihayatus Sa’adah ke Ma’had”. Sebenarnya, saya rasa Ustadzah Ulfa lah yang banyak tahu mengenai family Kiai A’la dan Ibu Nihaya di Surabaya.
Tak lama kemudian, para tamu semakin berdatangan, ternyata tamunya ada dosen-dosen Fakultas Tarbiyah juga. Beberapa jenis kue dan buah-buah yang nampak enak sekali di mata saya, disuguhkan pada kami semua. Sebelum pengajian dimulai, dr. Dinar beserta suami juga ikut berkumpul di tengah-tengah kami, dan Ayahanda dr. Dinar memberikan sambutan. Pengajian pun dimulai.
Setelah pengajian selesai, kami semua dipersilahkan untuk menikmati hidangan prasmanan yang ada di dalam rumah. Allahu Akbar, entah yang lainnya apakah merasakan impression yang sama seperti saya atau biasa saja, yang jelas kalau saya pribadi merasa surprise melihat banyak sekali macam masakan, lauk-pauk, bakso pun ada, serta kemasan drink yang delicious.
Tak sengaja, saat mengambil makanan di dalam, saya melihat ada sebuah foto di pigura yang cukup besar. Foto Ayahanda dan Ibunda dr. Dinar. Melihat baju putih yang dikenakan oleh Ayahanda dr. Dinar, saya pun berpikir seperti seragam tentara atau bupati? Ya, bisa jadi Ayahanda dr. Dinar adalah seorang TNI. Saya tak pernah menanyakan hal ini secara langsung dan lebih jauh sama Ustadzah Ulfa. Intinya, kata hati saya berkata bahwa beliau orang kaya, hehe.
Setelah acara selesai, makan-makan pun sudah, sebelum pulang kami semua perorang dibawahi oleh-oleh untuk dibawa. Kalau di madura namanya “berkat”. Senangnya, sebelum kami pulang, juga mendapatkan kesempatan untuk foto-foto bersama terlebih dahulu. Dengan keluarga besar dr. Dinar, dan Ibu Nihayatus Sa’adah. Hal yang membuat saya heran, Ustadzah Ulfa pengen sekali berfoto dengan seorang perempuan, saya tidak tahu siapakah ia itu. Setelah itu saya baru tahu, ternyata ia adalah putrinya Kiai A’la.
Pulangnya ke Pesmi, kami naik grab car lagi tentunya. Saat itu, saya satu mobil dengan Ustadzah Ulfa. Pas di dalam mobil, Ustadzah Ulfa buru-buru membuka amplop yang tadi diberi oleh Ibunda dr. Dinar. Dihitung, satu, dua, tiga, empat, lima. Wah, saya jadi ikut excited. Karena mobil gelap, jadi tidak bisa melihat secara jelas berapa. Pikir saya waktu itu, lima ratus ribu kah, atau berapa ya.
Pas sampai di Pesmi, barulah saya buka amplopnya saya. Ya Allah, Alhamdulillah sekali, senang, bersyukur, bisa dibuat tambahan biaya hidup di Surabaya, dua ratus lima puluh ribu rupiah. Bukan nominal yang sedikit ini bagi saya. Ya Allah, sedekahnya banyak sekali. Allahummarhamna bil-qur’an ya Allah. Ditambah lagi juga ada satu box bermacam roti dan dikasih mukenah. Ya, mungkin seperti inilah, salah satu perasaan senangnya anak perantau yang tinggal di asrama kampus ketika mendapat rezeki dari Allah. Alhamdulillah ya Allah, selalu dikelilingi dan dikumpulkan dengan orang-orang yang baik hati dan dermawan. Ya Allah, terima kasih sekali. Dan terima kasih juga kepada dr. Dinar sekeluarga dan Ibu Nihayatus Sa’adah. Semoga Allah membalas dengan hal yang lebih. Aamiin.
Sumenep, 22 September 2020
Comments
Post a Comment
Beri komentar, kritikan, saran, dan masukan yang membangun. Terima Kasih! Salam Sastra dan Literasi!