SAHABAT YANG BAIK HATI

 

Sahabat yang Baik Hati

     Memang tidak sedikit yang mengimpikan untuk menjadi mahasiswa terbaik di kampus. Terbaik di bidang akademik. Hingga bisa membuat bangga kedua orang tua. Namun, meski ilmu kita hanya tinggal 5 cm untuk mencapai langit, di atas ilmu ada akhlak yang lebih utama.

     Al adabu fauqal ‘ilmi. Sesungguhnya adab (akhlak) itu ada di atas ilmu. Karena harga diri seseorang itu terdapat pada akhlaknya. Jika ia tidak punya akhlak, maka ia tidak akan berharga.

     Inayah, sosok teman asal Sumenep yang saya kenal sejak kuliah di Surabaya. Bukan lulusan pondok, akan tetapi akhlaknya, kebaikannya begitu berharga di hati saya dan di hati Ibu saya. Begitu ramah. Suka menyapa. Dan ketika bertemu saya, selalu menampakkan wajah ceria dan bahagia.

     Kata orang Sumenep, “gateh ban estoh”. Ia selalu bersedia dikirimi Ibu sesuatu untuk disampaikan ke saya. Saat saya belum punya laptop, saya pinjam ke dia. Dia punya makanan, saya selalu dikasi. Ketika ada Ibu saya di Surabaya, dia menyapanya dan mengajak bercerita dengan ramah. Dulu, saat Ayah saya di rumah sakit. Dia juga menyempatkan untuk datang menjenguk, padahal ia baru saja sembuh dari sakitnya.

     Ina tak hanya terbaik 1 di prodinya, tetapi dia semakin cantik dan berharga karena akhlaknya. Saya (yang sering khilaf ini) pun belajar dari sosok dia, untuk bersikap ramah (gateh ban estoh) dan selalu menyapa orang-orang yang saya kenal.

     Terima kasih Ina, sikap dan akhlakmu mempersaudarakan kita.

 

Comments

POPULAR POST