DIAJAK KE MASJID AL-AKBAR OLEH USTADZAH HENI

 

Diajak ke Masjid Al-Akbar Oleh Ustadzah Heni

     Mengenal sosok Ustadzah Heni itu, membuat saya banyak belajar dari beliau. Beliau adalah salah satu musyrifah di Pesmi UINSA, tempat saya tinggal selama kuliah. Saya sekamar dengan beliau di tahun pertama saya diterima menjadi pengurus atau sebagai Dewan Mahasantri di Pesmi UINSA.

    Ustadzah Heni adalah sosok yang rajin, disiplin, tegas, berwibawa, pintar, peduli, merangkul, mensupport, dan baik hati. Hal yang membuat saya kagum, sosok beliau pasti selalu belajar di malam harinya sebelum ngajar intensive Bahasa Arab di pagi hari, dan kelas Ma’had di sore hari.

     Beliau juga sosok yang kreatif dan telaten. Disela-sela kesibukannya kuliah, ngajar, dan ngurus Pesmi, di waktu senggangnya beliau menyempatkan untuk membuat bros dari pita, manik, dan kain. Handmade beliau sendiri. Tak menyangka Ustadzah Heni sekreatif itu. Hasilnya bagus, lucu, dan unik. Saya pernah beli bros buatan beliau. Dan beliau pernah ngasih juga untuk saya, Mbak Khoir, Nadia, dan Ustadzah Fitri.

     Pada suatu kesempatan, saat lagi weekend, dan saat itu kalau tidak salah bertepatan dengan jadwal pulang bulanan mahasantri. Ustadzah Heni di pagi hari mengajak saya untuk pergi ke Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Wah, tentu saya sangat mau diajak jalan-jalan. Kami ke sana naik sepeda motornya Ustadzah Heni, saya bonceng sama beliau.

     Sampai di Masjid Al-Akbar, ternyata cukup rame suasananya karena hari Minggu. Jadi, memang banyak sekali masyarakat sekitar yang ke sini. Baik itu olahraga pagi, atau pergi ke bazar makanan, pakaian, dan segala macam, yang ada di sekitar Masjid. Saya tertarik beli kerudung di situ, harganya Rp.25.000. Terus, saya dan Ustadzah Heni juga beli obralan kaos kaki, soalnya harganya murah-murah.

     Setelah keliling-keliling dan lihat-lihat, kami pun jajan pentol. Saya dibeliin sama Ustadzah Heni. Ya Allah, terima kasih, Ustadzah Heni memang baik sekali. Kami makan bersama-sama di tempat duduk yang melingkar di pohon yang ada di halaman depan Masjid. Tak lupa, kami juga foto-foto di situ. Entah ini keberapa kalinya saya berkunjung ke Masjid Al-Akbar. Sebelumnya sudah pernah. Tapi sangat jarang sekali saya keluaran dari Pesmi untuk jalan-jalan keluar kampus.

     Awal mula saya bisa sekamar dengan Ustadzah Heni, tentu ada ceritanya. Sejak tahun 2017, Alhamdulillah saya diterima menjadi pengurus atau salah satu Dewan Mahasantri di Pesantren Mahasiswi Pusat Ma’had Al-Jami’ah UINSA. Hingga saya bisa tetap lanjut tinggal di Pesmi lagi tanpa dikenakan biaya tinggal lagi. Sebelumnya, saat masih menjadi mahasantri, waktu semester 1 & 2, masih bayar. Yaitu Rp.900.000 persemester atau perenam bulan sekali. Jadi, biaya satu tahun tinggal di Pesmi adalah Rp.1.800.000.

     Bersyukur, senang bercampur haru dan tangis, ketika diumumkan nama-nama yang lolos tes untuk menjadi pengurus di Pesmi, di situ ada nama saya, Siti Ramlah. Bahagia sekali, karena harapan saya dikabulkan oleh Allah. Serta sesuai juga dengan keinginan Ibu, agar saya tetap lanjut tinggal di Pesmi. Karena beliau sangat khawatir, apabila saya harus pindah ngekos atau masih harus kebingunan cari asrama/pondok lagi. Sedangkan, biaya asrama/pondok selain pesmi, kalau bagi saya dan orang tua, terbilang cukup mahal. Jadi, kami takut tak mampu bayarnya.

     Alhamdulillah, jadi untuk semester 3 & 4 saya tinggal di Pesmi tanpa biaya tinggal. Untuk semester berikutnya lagi, pada tahun ajaran baru lagi, saya tes lagi, untuk lanjut sebagai pengurus, agar tetap bisa tinggal di Pesmi.

     Saat itu, mulai pertama kali saya tergabung sebagai pengurus, gedung Pesmi pindah ke pesantren putra, karena Pesmi akan ada 2 gedung. Gedung pertama adalah gedung pesantren putra sebelumnya, gedung kedua adalah gedung fakultas SAINTEK sebelumnya. Lokasinya di dekat Auditorium kampus. Sedangkan mahasantri putra, menempati gedung pesantren putri sebelumnya dan mahasiswa SAINTEK menempati gedung Febi yang lama, plus gedung lab, plus gedung rektorat yang lama.

     Sejak pertama kali menjadi pengurus inilah, saya sekamar dengan Ustadzah Heni yang telah ditentukan oleh para musyrifah Pesmi. Tepatnya di gedung Pesmi 2 yang sebelumnya adalah gedung fakultas SAINTEK. Kami sekamar berlima, Ustadzah Heni, saya, Ustadzah Fitri, Mbak Khoir, dan Nadia, menjadi pengurus untuk Pesmi 2. Ustadzah Fitri, Mbak Khoir, dan saya adalah sebagai Dewan Mahasantri semua. Sedangkan Ustadzah Heni adalah musyrifah kami atau bunda bagi kami dan bagi semua mahasantri putri yang tinggal di Pesmi 2.

     Kesannya ada di gedung baru itu, tentu berwarna banget. Karena butuh adaptasi dan menyiapkan semuanya, serta menyulap gedung fakultas menjadi hunian mahasantri. Nah, di sinilah terjalin komunikasi, kedekatan, dan kerjasama yang cukup intens di antara kami berlima dan seluruh mahasantri Pesmi 2. Pengalaman yang sangat mengesankan. Dan, saya bahagia mengenal Ustadzah Heni.

Sumenep, 23 September 2020

           

Comments

POPULAR POST