DOA UNTUK TANAH AIR

 


    Ini adalah sebuah puisi yang saya tulis bulan Oktober 2019 lalu. Untuk mengikuti lomba cipta puisi tingkat nasional yang diadakan oleh Saras Ayu Books. Tema yang diberikan oleh penyelenggara adalah "NKRI Saat Ini". Saya pun berpikir, apa yang terjadi dengan Indonesia di saat itu. Lalu saya teringat dengan kejadian kabut asap di Riau, yang beritanya telah tersebar ke seluruh penjuru tanah air saat itu. 

    Saya yang ada di tanah rantau, di Surabaya, hanya bisa turut mendoakan, dan berempati dengan perasaan saya, melalu sebuah puisi. Dan, inilah puisinya, dengan judul "Doa untuk Tanah Air". Mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam puisi ini. 

    Alhamdulillah, meski masih belum menjadi juara. Puisi ini, terpilih dalam kategori 30 karya terpilih, yang kemudian diterbitkan menjadi Buku Antologi Puisi Bersama oleh Sarasayu Samudro Publishing House. Di bawah inilah puisinya:

 

Doa untuk Tanah Air

; kabut asap di Riau

 

Banyak jantung segar terbakar oleh nafsu yang merah

Nafas pun menjadi racun dalam dahaga

 

Lalu, hujan air mata tahun ini menjadi banjir di setiap dada

Langit petang berbulan-bulan menyelimuti kulit-kulit di pengungsian

Jerit anak-anak mencekik tangan angin yang meraba

 

Banyak desah kesedihan membuat tuli telinga udara

Wajah-wajah pucat semakin kehilangan warna untuk melukis pelangi

Tak ada lagi yang tersisa selain kelam menggelapkan jiwa

 

Suhu dalam pelukan udara mungkin merasa iba

Saat melihat jiwa-jiwa tak bersalah tidur di atas tanah air sendiri

Dengan keadaan merinding berbantal waktu paling sendu

 

Dengan bibir yang gemetar

Potongan-potongan doa hijau tercipta di dalam dada

Setiap saat tanpa ada jeda

 

Meski jejak air mata semakin mengabu di pipi

Hati tak pernah letih menciptakan puisi-puisi jernih

Bersama tasbih di atas sajadah yang terbuat dari perih

 

Dan ketika air mata luruh menjadi bunga kamboja

Di atas makam sanak saudara yang sepi

Wanginya menyemerbak menguatkan doa-doa

 

Sampai doa-doa menjelma langit cerah

Secerah awan putih yang memiliki belas kasih

 

Surabaya, 14 Oktober 2019

 

Comments

Post a Comment

Beri komentar, kritikan, saran, dan masukan yang membangun. Terima Kasih! Salam Sastra dan Literasi!

POPULAR POST