RAMADHAN TAHUN LALU DAN TAHUN INI
Ramadhan Tahun Lalu & Tahun Ini
Tahun lalu, H-7 lebaran baru bisa pulang kampung. Tahun ini, Insya Allah full di kampung halaman bersama keluarga. Tahun lalu, bisa tarawih di masjid. Tahun ini, tarawih masih di rumah saja bersama keluarga. Tahun lalu, awal berpuasa pada bulan Mei. Tahun ini, awal berpuasa pada bulan April.
Insya Allah, diri ini selalu percaya bahwa ada hikmah di balik semua ini. Seperti halnya hari kemarin, tak sama dengan hari ini. Hari ini, tak sama dengan hari esok. Hari esok, tak sama dengan esoknya lagi.
Begitu juga dengan hikmah perintah puasa berdasarkan perjalanan bulan (bukan matahari) oleh Allah. Ternyata agar puasa dirasakan pada semua kondisi. Sebab jika puasa berdasarkan perjalanan matahari, maka ibadah puasa akan selalu berada dalam satu keadaan. Jika puasa dimulai pada musim panas, maka selamanya puasa akan berada pada musim panas.
Berbeda dengan perjalanan bulan yang selalu berubah. Jika tahun ini puasa dilaksanakan pada musim panas misalnya, maka tahun depan atau beberapa tahun kemudian, puasa bisa-bisa dilaksanakan pada musim hujan (dingin), atau semi, dan gugur (bagi yang memiliki 4 musim).
Puasa tahun ini, jika dikaitkan dengan pandemi covid-19 yang sedang dihadapi, pasti ada banyak hikmah. Salah satunya, yang mana dalam berpuasa kita tidak hanya diperintah menahan lapar dan haus, tetapi juga amarah. Untuk menghadapi covid-19 (saya pernah baca di media Jawa Pos), salah satunya harus menjaga imun dengan tidak marah-marah, tetapi memperbanyak senyum dan ceria. Wah, ternyata iman dan imun harus saling menopang dan bersinergi di sini.
Pernah membaca pula, bahwa salah satu tujuan diperintahkannya puasa adalah untuk perubahan ke arah yang lebih baik.
Untuk bisa berubah ke arah dan bentuk yang lebih baik, ternyata bukan hanya manusia yang berpuasa. Akan tetapi sebagian binatang pun juga berpuasa. Seperti halnya seekor ulat yang bentuk rupanya jelek dan berjalan melata. Ketika berpuasa, bermetamorfosis (berubah wujud), menjadi seekor kupu-kupu yang bersayap, berwarna indah dan bisa terbang.
Lalu, kalau dikaitkan pada manusia. Jika kita dulu pernah bertemu dengan seseorang yang (kita anggap) tidak baik, pernah berbuat hal negatif, atau status sosialnya kurang baik. Kita bisa saja tidak suka dengan perbuatan tidak baiknya. Tetapi cukup berbahaya, kalau sampai meremehkan, apalagi sampai membenci atau mencaci-maki orangnya.
Orang yang dulu kita lihat (atau kita tahu) seperti itu, telah seperti apa saat ini?
Catatan Hati Santriwati
Sumenep | 12 Mei 2020
Comments
Post a Comment
Beri komentar, kritikan, saran, dan masukan yang membangun. Terima Kasih! Salam Sastra dan Literasi!