KULIAH DAN TUGAS-TUGASNYA

 


Kuliah dan Tugas-Tugasnya

    Kuliah, itu berarti kita mau untuk belajar. Kita mau untuk thalabul ‘ilmi. Ya, sebagaimana saat sekolah dulu. Bedanya, dulu saat sekolah atau saat masih menjadi siswa, kita mempelajari semua macam mata pelajaran. Ketika kuliah, kita fokus mendalami satu mata pelajaran. Di sekolah disebut mata pelajaran, tetapi di dunia kampus/kuliah disebut program studi.

    Contoh, seperti diri saya yang mengambil program studi sastra inggris. Yang dipelajari bukan hanya grammar seperti saat di sekolah dulu. Tetapi lebih banyak, lebih mendalam, dan lebih luas. Cabang atau rentetan seluk beluk yang dipelajari dalam satu program studi sastra inggris itu sangat banyak mulai dari awal kuliah atau sejak semester satu sampai semester tujuh.

    Apa saja yang dipelajari? Berdasarkan pengalaman saya selama kuliah di jurusan/program studi sastra inggris UIN Sunan Ampel Surabaya, diantaranya adalah: Basic Structure, Factual Listening, Factual Reading, Pronounciation, Speaking for Informal Interaction, Vocabulary, Cross Cultural Understanding, Effective Listening, Effective Reading, History of English Language, History of English Literature, Intermediate Structure, Intro to English Linguistics, Intro to English Literature, Paragraph Writing, Speaking for Formal Interaction, Advanced Structure, Classic Literature, Critical Listening, Critical Reading, English Morphology, English Phonology, Essay Writing, Speaking for Academic Perpose, Academic Writing, Discourse Analysis, English Pragmatics, English Semantics, English Syntax, History of Western Civilization, Intro to Research Method, Public Speaking, Romantic Literature, Structure on TOEFL, Critical Discourse Analysis, Cultural Studies, Modern Literature, Popular Literature, Psycholinguistics, Research Method on Linguistics, Research Method on Literature, Sociolinguistics, Theory of Literature, Comparative Literature, Literary Criticism, Literature for Children, Oral Translation, Translation for Written Text, Seminar on Linguistics/Literature, American Studies, dan World Literature.  

    Kemudian ada tujuh Mata Kuliah Dasar (MKD) yang diwajibkan oleh Universitas agar dipelajari oleh semua jurusan/program studi, yaitu: Bahasa Indonesia, Pengantar Filsafat, Studi Al-Hadits, IAD/IBD/ISD, Studi Al-Qur’an, Pengantar Studi Islam, & Pancasila dan Kewarganegaraan.

    Ketika kuliah banyak tugas? Sama halnya saat sekolah dulu, ada PR, tugas, UTS, dan semacamnya. Umumnya, pasti ada tugas. Bukan sekolah dan bukan kuliah namanya kalau tidak ada tugas. Orang kerja saja memiliki tugas. Jadi, mungkin hanya orang pengangguran sajalah yang tidak memiliki tugas atau orang yang rebahan saja. Di setiap mata kuliah yang telah saya sebutkan di atas, kebanyakan saya mendapatkan tugas untuk presentasi yang dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok dari sekian banyak jumlah mahasiswa yang ada dalam satu kelas. Presentasi itu apa? Misalnya, di mata kuliah Basic Structure, dalam satu semester pokok pembahasan/kompetensi/chapter yang akan dipelajari terdiri dari 12 chapter. Maka, perchapter dibagi agar dipelajari secara mendalam dan betul-betul oleh seluruh mahasiswa dalam satu kelas yang dibagi menjadi 12 kelompok pula. Satu kelompok bisa saja terdiri dari 2-4 orang. Tergantung banyaknya pokok pembahasan mata kuliah terdiri dari berapa chapter, 8/10/12/14, lalu dibagikan sesuai jumlah mahasiswa yang ada dalam satu kelas untuk dipelajari bersama. Nah, setelah mendapat bagian untuk mempelajari pokok pembahasan/chapter tertentu, setiap kelompok mendapatkan tugas untuk memaparkan/menjelaskan hasil belajarnya dalam setiap pertemuan bergantian perminggunya di depan kelas (di depan semua teman-teman dan dipantau serta dikoreksi oleh dosennya) sesuai urutan waktunya kapan harus presentasi.

    Ada juga tugas kuliah yang individu. Jadi, yang maju presentasi/memaparkan apa yang telah dipelajari di kelas adalah perorangan. Tergantung pada dosennya dalam memberikan tugas. Sistem belajarnya mau dibentuk menjadi tugas kelompok atau individu.

    Adapula dosen yang malah tidak menerapkan sistem belajar menjadi tugas kelompok/individu yang harus dipresentasikan di kelas. Tetapi, dosennya sendiri yang menjelaskan semua pokok pembahasan/kompetensi/chapter di satu mata kuliah tersebut. Jadi, tugas mahasiswanya adalah pasang telinga dengan baik untuk mendengarkan serta menyimak seluruhnya apa yang dijelaskan oleh dosen. Apakah sistem belajar seperti itu sama sekali tidak ada tugas? Tentu ada. Ini dunia belajar, dunia pendidikan, dan dunia kuliah. Bukan dunia bersantai, tidur-tiduran, dan rebahan. Di dunia kuliah juga ada UTS (Ujian Tengah Semester). Kalau di sastra inggris disebut Middle Tes/Mid-Term Test. Kalau di sekolah ada UAS (Ujian Akhir Semester), sama di dunia kuliah juga ada. Di sastra inggris disebut Post Test/Final Examination. Jadi, setiap semester semua mata kuliah ada tugas UTS & UAS-nya. Ada juga yang tidak ada UTS-nya, tetapi hanya ada tugas UAS. Tergantung dosennya dalam memberikan tugas. Lalu apakah ada mata kuliah yang tidak ada UAS-nya? Berdasarkan pengalaman kuliah saya, belum ada. Belum pernah merasakan mata kuliah yang saya tempuh/yang saya pelajari tidak ada UAS-nya.

    Jika dulu di sekolah kita mendapatkan nilai dari hasil UAS, maka di dunia kuliah juga. Bahkan nilai di dunia kuliah tersebut menjadi sangat penting sebagai penentu lulus atau tidaknya kita di mata kuliah tersebut. Na’udzubillah, jika tidak lulus/nilainya jelek dan belum mencukupi nilai standar kelulusan di suatu mata kuliah, maka harus mengulang dan belajar kembali di semester berikutnya. Kalau di sekolah dulu, paling kita dapat nilai merah, tanpa ada remidi. Yang mana, jika mendapatkan nilai merah di semester pertama, harus diperbaiki lagi di semester dua. Jika di semester dua nilainya merah lagi, maka harus hati-hati, jangan sampai nilai merah di satu mata pelajaran membuat tidak naik kelas. Cukup mirip kan sistemnya.   

    Bedanya, tidak lulus satu mata kuliah saja di dunia kuliah, bisa jadi akan menghambat cepatnya kelulusan kita nantinya di semester 7/8. Jadi, pastikan setiap mata kuliah yang diambil/ditempuh/diampu setiap semesternya saat kuliah harus lulus, agar tidak mengulang kembali di semester berikutnya. Alhamdulillah, berdasarkan pengalaman saya saat kuliah S1 dulu, setiap mata kuliah yang saya ambil/saya tempuh setiap semesternya lulus semua, sehingga tidak perlu mengulang/mengambil lagi mata kuliah sebelumnya yang belum lulus.

    Kemudian, berdasarkan pengalaman pribadi saya lagi saat kuliah. Pernah mendapatkan tugas membuat short movie (film pendek), membuat video, dan membuat skrip skenario. Jadi, semuanya tergantung mata kuliahnya apa dan siapa dosennya yang mengampu/memberi tugas di mata kuliah yang dipegangnya tersebut.

    Kalau tugas presentasi, dulu saya disuruh membuat makalah/paper dan power point/slide yang akan dipresentasikan. Ada juga yang hanya disuruh cukup membuat power point tanpa makalah/paper. Intinya tetap kembali/tergantung dosen yang memberikan tugas.

    Apa pun tugas yang didapatkan saat kuliah, kuncinya belajar, kerjakan, nikmati prosesnya, dan selesaikan. Toh hasilnya nanti yang merasakan kita sendiri, bahkan bisa menebarkan manfaat/menularkan ilmu yang telah kita pelajari kepada orang lain.

    Kan tujuannya kita kuliah untuk belajar toh. Ya, dulu orang tua saya berpesan kepada saya sebelum berangkat kuliah, niatkanlah kuliah untuk belajar, cari ilmu, dan thalabul ilmi karena Allah dan mencari serta mendapatkan ridho Allah. Bukan diniatkan untuk mendapatkan pekerjaan, atau agar punya titel, punya gelar sarjana, dan agar diterima di perusahaan mana. Kata beliau, fokus pada menanam bibit, rawat dengan baik, perkara hasil, pasti akan kita tuai, akan kita panen sesuai apa yang telah kita tanam dan telah kita dedikasikan berdasarkan Rahman-Rahimnya Allah untuk kita.

    Beda lagi jika kuliah niatnya bukan untuk belajar/thalabul ‘ilmi, tetapi untuk mencari status atau malah untuk menampilkan gaya hidup dan mencari eksistensi. Jika niatnya sudah salah, bagaimana akan mau untuk belajar dan mengerjakan semua tugas-tugas dari dosen.

    Biasanya, penyakit untuk mengerjakan tugas saat kuliah adalah mager (males gerak). Menurut opini saya, mager adalah hal biasa. Karena setan tidak suka manusia-manusia yang belajar dan mencari ilmu. Maka dari itu, saya begitu mengapresiasi dan salut kepada seluruh orang yang pernah kuliah atau masih kuliah yang melawan rasa malasnya untuk mengerjakan dan menyelesaikan semua tugas-tugas kuliah.

    Kuliah dan tugas kuliah adalah satu paket. Maka jika tidak ingin mengerjakan tugas, solusinya adalah jangan kuliah. Mengerjakan tugas adalah serangkaian paket untuk belajar dan mengembangkan diri untuk lebih baik lagi, serta mengasah otak agar lebih tajam dalam berpikir. Seperti pisau yang memiliki kelebihan, ia akan tumpul ketika tidak diasah. Serta tidak akan berguna meskipun sudah diasah, apabila tidak dimanfaatkan untuk memotong, mengupas, atau mengiris sesuatu. Ya, saya rasa semacam seperti itulah ilustrasi dari sebuah sistem belajar dan ilmu yang kita miliki.

    Lalu, saya ingin mengucapkan terima kasih dalam tulisan ini, kepada seluruh teman kuliah S1 saya, yang pernah sekelompok, pernah mengerjakan tugas bersama, sharing bersama, dan menyelesaikan tugas bersama. Terima kasih juga kepada seluruh teman yang tidak pernah sekelompok, tetapi juga welcome diajak sharing dan membantu memberikan solusi, motivasi, semangat, dan inspirasi.

    Serta tak lupa tentunya kepada seluruh dosen yang telah membimbing saya, mengasah pengetahuan saya, dan telah berusaha menjadikan saya dan teman-teman semua untuk menjadi orang yang berpengetahuan lebih baik, lebih mendalam, lebih menguasai, dan lebih luas dari sebelumnya.

    Juga kepada Allah SWT, yang telah memberikan kelebihan kepada setiap manusia, termasuk diri saya, yaitu akal untuk berpikir. Terima kasih telah memberi kemampuan dan kekuatan untuk melewati, melalui, dan menjalani semua proses mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas saat kuliah S1 dulu.

 

Catatan Mahasiswi

Surabaya | 03 April 2021    

           

Comments

POPULAR POST