AWALNYA MERASA TIDAK PERCAYA DIRI
Awalnya Merasa Tidak Percaya Diri
Waktu itu, salah satu adik tingkat di AMBISI (Aliansi Mahasiswa Bidikmisi) menghubungi saya. Meminta saya untuk menjadi salah satu moderator di acara Penabara 2018. Ia mempersilahkan saya untuk memilih, ingin memoderatori narasumber yang mana.
Saya pun memilih narasumber yang keempat. Oh, ternyata narasumber keempat sudah dipilih oleh teman moderator yang lain. Lalu, saya direkomendasikan untuk memoderatori narasumber yang pertama. Waduh, jujur dalam hati saya itu, agak ragu, belum pede, dan juga ngerasa belum pantes. Insecure lah bahasa kerennya. Karena narasumbernya adalah Kepala Bagian Kemahasiswaan kampus. Kenapa harus saya? Kenapa tidak ditawarkan saja ke teman moderator yang lain? Hik’s.
Setelah berpikir sejenak, baiklah. Akhirnya saya mengiyakan. Walaupun awalnya sempat tidak mau. Kayak keberatan gitu. Tapi, karena adik sendiri yang minta, akhirnya saya buang alasan untuk menolak.
Ya Ampun, karena itulah. Karena saya takut, jadinya belajar dulu. Cari-cari teks moderator dan latihan dulu bicara-bicara sendiri di kamar sebelum hari H. Sebelumnya tidak pernah jadi moderator? Apakah ini pengalaman pertama kali? Sebenarnya dulu pernah kok di kelas saat masih sekolah, kemudian di IPPNU juga pernah, tapi ini serasa kayak beda gitu ke saya. Ngerasa dredeg.
Terlepas dari kecamuk dalam diri saya itu, intinya saya sangat berterima kasih buat AMBISI. Pengalaman ini menjadi salah satu rekam jejak/sejarah perjalanan hidup saya dalam belajar banyak hal, seperti diberi kesempatan untuk menjadi moderator, yang tidak akan pernah saya lupakan. Terima kasih pula, telah mengajari saya makna proses belajar dalam hidup, termasuk belajar pede.
Ternyata, hal yang tidak kita inginkan, terkadang justru malah mengajari kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Catatan Hati Mahasiswi
Sumenep | 28 Juli 2020
Comments
Post a Comment
Beri komentar, kritikan, saran, dan masukan yang membangun. Terima Kasih! Salam Sastra dan Literasi!