SILATURAHMI KE KEDIAMAN BUNDA ULFA
SILATURAHMI KE KEDIAMAN BUNDA ULFA
Ini adalah pertama kalinya saya bersilaturahmi kepada Ustadzah Ulfatur Rahma yang akrab dipanggil Ustadzah Ulfa atau Bunda Ulfa juga bisa. Entah, tiba-tiba terlintas dalam benak saya untuk bersilaturahmi pada beliau. Keinginan yang singkat, padat, dan jelas. Keinginan yang hadir saat lebaran Idul Fitri 1440 H kemarin itu, saat saya ada di kampung halaman. Ustadzah Ulfa itu juga orang Sumenep, tepatnya di Desa Banaresep, Kecamatan Lenteng.
Sebelum saya menyampaikan keinginan saya untuk bersilaturahmi kepada Ustadzah Ulfa, saya terlebih dahulu bilang pada Ibu dan sepupu saya yaitu Syarifatun Jamilah (Syarifa). Betapa senangnya saya saat Ibu dan Syarifa mengiyakan keinginan saya. Kenapa saya harus mengajak Syarifa? Kenapa tidak berangkat sendiri saja atau sama teman yang lainnya? Jawabannya adalah karena saya masih belum bisa mengendarai sepeda motor. Selain karena Syarifa sudah paham jalan di daerah Lenteng, saya juga ingin mempunyai quality time bersama saudara saya ini. Tentu tidak perlu saya jelaskan berulang kali mengapa saya selalu ingin mempunyai momen kebersamaan bersama keluarga dan saudara-saudara saya. Tidak lain adalah karena saya jarang pulang selama thalabul ‘ilmi di Surabaya. Jadi, jujur saya merasa bahwa saat pulang kampung adalah waktu brilliant untuk meluangkan waktu seluang-luangnya mumpung masih bisa berjumpa secara langsung dan bertatap muka.
Karena Syarifa sudah positif mau diajak, saya pun langsung menyampaikan keinginan saya pada Ustadzah Ulfa melalui chat WhatsApp. Alhamdulillah, ternyata Ustadzah Ulfa juga sangat senang karena saya mau bersilaturahmi pada beliau. Saya bilang pada beliau, Insya Allah hari Minggu, 09 Juni 2019. Ustadzah Ulfa mengiyakan dan akan menunggu saya. Sedihnya, mendadak sepupu saya tidak bisa menemani saya di tanggal tersebut karena dia tiba-tiba ada rapat mendadak di organisasinya. Dengan rasa penuh bersalah, saya meminta maaf pada Ustadzah Ulfa atas hal yang tidak diinginkan ini. Untunglah beliau memaklumi. Lalu, saya membicarakan kembali bersama Syarifa untuk reschedule agar tetap bisa bersilaturahmi pada Ustadzah Ulfa. Akhirnya, Syarifa menggantinya ke esok hari (Senin, 10 Juni 2019 / 06 Syawal 1440 H). Buru-buru, saya menyampaikan hal ini pada Ustadzah Ulfa kembali.
Jam 06.00 pagi, di hari saat saya mau berangkat ke rumah Ustadzah Ulfa, saya meminta agar beliau share lokasi. Ternyata kediaman beliau masih lurus ke selatan dari Pasar Lenteng dan SMPN 1 Lenteng. Sekitar jam 08.00 saya bersama Syarifa berangkat dari rumah. Singkat cerita, hampir jam 09.00 kurang beberapa menit, saya dan Syarifa sampai di kediaman Ustadzah Ulfa. Walaupun sebenarnya sebelumnya sempat mau nyasar sedikit karena tadi yang seharusnya belok kanan malah masih terus lurus ke selatan. Untunglah kami segera mencermati kembali Google Map di Smatphone kami. Dan, untungnya tadi juga kami sempat berhenti untuk bertanya pada orang bertanya rumah Ustadzah Ulfa langsung ditunjukkan ke rumah Ustadzah Ulfa yang mana. Ini benar-benar pertama kalinya saya sampai di rumah beliau. Dulu, sebenarnya saat masa liburan semester 3 saya, para pengurus Ma’had liburan ke Sumenep sekaligus bersilaturahmi ke kediaman Ustadzah Ulfa. Namun sayangnya, saat itu saya tidak bisa ikut karena saat itu bertepatan Ayah saya sedang di rawat di rumah sakit. Tentu saya harus menjaga dan merawat Ayah saya yang sedang sakit stroke saat itu.
Senang sakali saya saat berjumpa dengan Ustadzah Ulfa. Sangat sangat sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Allah untuk bersilaturahmi kepada orang baik seperti Ustadzah Ulfa. Ya, beliau adalah sosok perempuan dan musyrifah yang berhati baik, sabar, dan memotivasi buat saya, mulai saat saya mengenal beliau di Pesantren Mahasiswi/Ma’had Al-Jami’ah di kampus.
Dulu, beliau pernah ke rumah saya, pada hari keempat saat Ayah saya telah tiada. Saya masih ingat betul, beliau ke rumah pada tanggal 01 April 2018. Ayah saya kembali ke rahmatullah pada tanggal 29 Maret 2019. Beliau datang ke rumah untuk turut berduka cita dan berbelasungkawa mewakili seluruh pengurus Ma’had Al-Jami’ah yang berhalangan ikut. Masya Allah, dari hati saya yang paling dalam, sungguh saya berterima kasih sekali untuk Ustadzah Ulfa. Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan dengan sebaik-baiknya balasan yang indah untuk Ustdzah Ulfa.
Jujur, beliau memang begitu baik pada saya, begitu juga pada yang lainnya. Pernah, saya diajak makan di sebuah warung belakang kampus sama beliau, dibelikan minuman A&W saat beliau mengajak saya ke Royal Plaza. Pernah pula, beliau memberi saya uang saat saya mau pulang kampung ke Sumenep. Bahkan, beliau memberi saya beberapa pakaian beliau yang pas untuk badan saya. Mengingat kebaikan beliau, sungguh saya tak kuasa menahan air mata. Allah kirimkan orang-orang yang sangat baik untuk saya. Allah kasih orang-orang yang mengasihi saya dalam memperjuangkan hidup. Allah mengumpulkan saya di lingkungan orang-orang yang begitu baik hati. Saya sangat sangat dan sangat mensyukuri ini. Karena di kota perantauan, saya dipertemukan dengan orang yang begitu baik, menerima, dan memahami saya.
Ustadzah Ulfa juga merupakan sosok motivator. Beliau memotivasi saya agar saya mewujudkan semua impian saya. Saya pernah ditanya oleh beliau tentang target saya. Lalu beliau menasehati agar saya terus semangat dan selalu ingat untuk mencapainya. Beliau juga mendukung dan menyuruh saya agar terus mengembangkan potensi menulis saya. Beliau memang sosok inspirator. Ya, beliau adalah seorang Dosen, Editor, Bisniswoman, dan pokoknya banyak sekali saya belajar tentang perjuangan hidup dari beliau.
Tak terasa, setelah mengobrol dan bercerita-cerita banyak hal di sebuah ruang tamu sambil menikmati jajanan dan kue yang dipersilahkan oleh Ustadzah Ulfa dan dijamu dengan hidangan masakan oleh beliau, jarum jam cepat sekali berputar ke angka 11. Dengan perasaan bahagia karena telah diberi kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi dengan Ustadzah Ulfa dan dengan harapan semoga di waktu yang akan datang lagi bisa membawa saya dan sepupu saya untuk tetap melaksanakn silaturahmi, kami pun berpamitan untuk pulang.
Betapa berartinya silaturahmi itu. Saya sering menulis dan mengatakan pada diri saya sendiri, bahwa silaturahmi melebihi sebuah perasaan yang harus kita jaga.
Surabaya, 15 Juli 2019
Comments
Post a Comment
Beri komentar, kritikan, saran, dan masukan yang membangun. Terima Kasih! Salam Sastra dan Literasi!