CERITA DI BALIK YUDISIUM S2


                                                        Cerita di Balik Yudisium S2

Pada tanggal 28 Agustus 2024, saya yudisium S2 di Gedung Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR), tepatnya di Ruang Siti Parwati Lantai 2. Momen ini menjadi salah satu lembaran cerita dalam perjalanan akademik saya. Saya tidak sendiri, sahabat saya, Aan, teman sekamar di asrama, saya ajak dia untuk menemani saya ke UNAIR. Keberadaannya memberikan semangat dan dukungan yang sangat berarti di hari itu untuk saya.

Di dalam Ruang Siti Parwati, terdapat sekitar dua ratusan mahasiswa turut serta dalam prosesi yudisium, semuanya akan diwisuda pada Wisuda UNAIR ke-244 yang dijadwalkan pada 28 September 2024. Perjalanan menuju yudisium tidaklah mudah. Setelah menyelesaikan sidang tesis, ada serangkaian prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendaftar yudisium. Salah satu langkah penting adalah mengunggah berbagai berkas melalui formulir pendaftaran yudisium yang disediakan secara daring.

Berkas-berkas tersebut mencakup Scan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Scan Akta Kelahiran, Scan Ijazah S1 yang telah dilegalisasi, Scan Transkrip Nilai S1 yang telah dilegalisasi, Pas Foto Hitam Putih terbaru ukuran 3x4, Surat Bebas Pinjam dari Perpustakaan FIB, yang mensyaratkan harus menyerahkan Surat Keterangan Penerimaan Karya Ilmiah dari Perpustakaan Pusat UNAIR dan menyumbangkan satu eksemplar buku terbaru yang relevan dengan program studi, disertai surat keterangan dari prodi bahwa buku tersebut layak untuk perpustakaan. Terus, ajuga harus upload Surat Bebas Pinjam dari Perpustakaan Pusat UNAIR, dengan ketentuan harus mengunggah tesis secara mandiri di repository/OPAC UNAIR, menyerahkan hard file tesis langsung ke perpustakaan yang ada di Kampus B, dan memastikan tidak ada buku yang dipinjam atau mengembalikannya jika ada.

Selain itu, saya juga harus mengunggah Sertifikat ELPT UNAIR dengan skor minimal 475. Alhamdulillah, saya berhasil meraih skor 507 setelah mengikuti tes ELPT pada semester 2, sebagai langkah antisipatif agar tidak terburu-buru saat mendaftar sidang tesis. Dokumen lain yang diperlukan adalah Cover Nilai Tesis dan Surat Keterangan telah memiliki publikasi artikel jurnal ilmiah minimal di Sinta 4. Alhamdulillah juga, artikel jurnal saya berhasil diterima dan terpublikasikan di Jurnal Cogent Arts and Humanities yang terindeks Scopus Q2 pada saat saya Semester 3.

Proses berikutnya adalah mendapatkan Lembar Tanda Terima (Bukti) Foto Ijazah dari Direktorat Pendidikan UNAIR. Untuk itu, saya melakukan sesi foto ijazah di Gedung Rektorat Kampus C. Saya datang lebih awal untuk menghindari antrean panjang. Terakhir, saya juga harus upload Screenshot dari Cybercampus UNAIR saya, bahwa saya telah melunasi Pembayaran UKT hingga Semester Genap 2023-2024, sebagai salah satu syarat administratif yang wajib dipenuhi.

Setelah semua berkas lengkap dan prosedur dilalui, tibalah hari yudisium yang ditunggu-tunggu tersebut. Perasaan haru dan syukur bercampur menjadi satu, padahal sepertinya baru aja kemarin masuk UNAIR, eh sekarang sudah yudisium aja. Bagi saya, momen ini bukan hanya tentang perjalanan akademik, tetapi juga refleksi atas dukungan dari keluarga, sahabat, dan para dosen yang telah membimbing saya selama ini.

Dengan selesainya yudisium, saya semakin termotivasi untuk melangkah ke tahap berikutnya, mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dan terus berkontribusi bagi masyarakat. Perjalanan ini mengajarkan saya bahwa setiap proses, meskipun penuh tantangan, akan berbuah manis jika dijalani dengan tekad dan kesungguhan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini. Semoga kita semua senantiasa diberikan kemudahan dalam mencapai tujuan dan cita-cita kita. Amin.


Catatan Mahasiswi

Surabaya | 22 Desember 2024

 

Comments

POPULAR POST