ANALISIS PERILAKU HIDUP HEDONIS MRS. GUY DALAM CERPEN PASTE KARYA HENRY JAMES

 


Analisis Perilaku Hidup Hedonis Mrs. Guy dalam Cerpen Paste Karya Henry James

Oleh: Siti Ramlah

    Hedonisme adalah pandangan hidup atau ideologi yang diwujudkan dalam bentuk gaya hidup di mana kenikmatan atau kebahagiaan pribadi menjadi tujuan utama dalam menjalani hidup seseorang. Secara etimologi, hedonisme diambil dari bahasa Yunani, yaitu “hedone” yang artinya kesenangan. Secara sederhana pengertian hedonisme mengacu pada paham kesenangan terhadap kenikmatan. Jadi, orang yang menganut paham ini beranggapan bahwa kebahagiaan dan kesenagan bisa diraih dengan melakukan banyak kesenangan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan di dunia.  

    Hedonisme merupakan sikap yang mengutamakan kepentingan duniawi. Akibat hedonisme, diantaranya akan memunculkan individualistis, materialistis, dan mental instan. Individualistis merupakan sikap egois yang mengedepankan kepentingan pribadi atau kelompoknya, tanpa menghiraukan orang lain. meterialistis merupakan sikap rakus akan harta. Orang seperti ini akan meraup harta dari mana pun asalnya. Sedangkan mental instan merupakan mentalitas yang beranggapan bahwa semua hal dapat diselesaikan secara instan asalkan ada uang. Orang yang memiliki sifat tersebut akan selalu memikirkan tentang kebutuhan duniawi dan cenderung untuk selalu mencari kekayaan walaupun dengan cara yang tidak benar. Contohnya seperti korupsi, mencuri, dan hal negatif lainnya.

    Saat ini hedonisme bukan lagi sebuah pandangan, melainkan gaya hidup konsumtif yang dipilih masyarakat urban. Perilaku hidup yang menonjolkan kemewahan, kesenangan, dan berfoya-foya serta menghamburkan uang. Seiring dengan naiknya penghasilan biasanya akan diiringi dengan naiknya gaya hidup. Bahkan tidak jarang akhirnya orang lebih memilih untuk berhutang daripada menurunkan gaya hidupnya yang sudah hedonis.

    Kita sering kali mendengar kata hedonis atau hedonisme. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Seseorang dikatakan menganut hedonisme ketika mereka melakukan aktivitas fisik berupa mengejar modernitas dan menghabiskan banyak uang dan waktu yang dimiliki, memenuhi banyak keinginan demi objek apa saja yang dianggap menarik.

    Burhanuddin (1997) menyatakan hedonisme adalah sesuatu yang dianggap baik sesuai dengan kesenagan yang didatangkan. Dengan kata lain, sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan, dan tidak menyenangkan adalah sesuatu yang dinilai tidak baik. Collins Genn (1993) mengatakan bahwa hedonisme adalah sebuah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Dengan kata lain, hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenagan hidup semata. Dan menurut Sarwono (1989), hedonisme adalah konsep diri di mana gaya hidup seseorang dijalani sesuai dengan gambaran yang ada di pikirannya.

    Perilaku ini terlihat misalnya pada objek yang menekankan unsur kesenangan hidup seperti fashion, makanan, barang mewah, tempat nongkrong, serta memberi jawaban atau respon positif terhadap kenikmatan hidup. Perilaku hidup konsumtif tidak lepas dari gaya hidup hedonisme yang dianut. Di satu sisi, pola dan gaya hidup konsumtif memberikan kenikmatan dan kepuasan baik secara fisik maupun psikologi.

    Namun disadari atau tidak, gaya hidup konsumtif justru memiliki dampak kurang baik terhadap kesehatan finansial maupun psikologi. Perilaku hidup konsumtif dapat dikatakan sebagai pemborosan. Sementara pemborosan itu sendiri bisa dimaknai sebagai suatu prilaku yang berlebih-lebihan melamapaui apa yang dibutuhkan. Tanpa disadari, prilaku ini akan menjadi kebiasaan yang mengendap dan membentuk karakter yang sulit diubah apalagi dihilangkan. Ketika kita telah menaikkan gaya hidup, maka untuk menurunkan gaya hidup bukanlah hal yang mudah. Selain itu ada faktor kenyamanan yang akan menyiksa diri kita ketika sudah mempunyai keinginan untuk memuaskan gaya hidup.

    Perilaku hidup hedonis tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang memicu seseorang menjadi penganut paham hedonisme, baik itu faktor dari dalam diri sendiri (internal) ataupun dari luar (ekternal). Faktor internal atau dari dalam diri sendiri meerupakan penyebab hedonisme yang paling utama. Sudah menjadi sifat dasar manusia ingin memiliki kesenangan sebanyak-banyaknya. Selain itu, manusia juga memiliki sifat dasar tidak pernah puas dengan hal yang sudah dimiliki. sifat dasar manusia inilah yang menjadi penyebab hedonisme dan perilaku konsumerisme. Adapun penyebab hedonisme dari luar yang paling utama adalah adanya arus informasi dari luar yang sangat besar atau dikarenakan adanya globalisasi. Kebiasaan-kebiasaan dan paham orang dari luar yang dianggap bisa membuat senang, kemudian diadaptasi oleh pribadi masing-masing.

    Perilaku hedonis tak hanya memberikan dampak negatif, tapi juga ada positifnya. Namun, pada umumnya dampak hedonisme lebih cenderung ke arah negatif. Contoh beberapa dampak hedonisme di antarnya adalah: individualisme, konsumtif, egois, cenderung pemalas, kurang bertanggung jawab, boros, dan korupsi. Perilaku hedonisme ini sangat mudah kita temukan. Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka tengah terjerumus dalam hedonisme. Ciri-ciri hedonisme di antaranya adalah berpikir bahwa tujuan utama dalam hidup seseorang adalah kenikmatan dan kesenangan pribadi, dan tidak pernah merasa puas dengan hal yang telah dimiliki, baik itu harta maupun keluarga.

    Perilaku hidup hedonis juga bisa dilihat dari karakter tokoh di sebuah cerita pendek Paste (1899) karya Henry James. Dalam cerpen ini menunjukkan ciri-ciri hedonis yang dilakukan oleh Mrs. Guy yang suka terhadap perhiasan, namun ia melakukan usaha yang salah untuk memilikinya.  
 

Dampak Perilaku Hidup Hedonis Mrs. Guy

    Pertama, individualis. Individualisme dalam cerpen “Paste” lebih mengarah ke soal keinginan pribadi, dari pada mementingkan orang lain karena prinsip hidupnya adalah apa yang dia lakukan hanya untuk kepentingan diri sendiri.

“Charlotte was conscious of a mind divided and a vision vaguely troubled, and once more she took up two or three of the subjects of this revelation; a big bracelet in the form of a gilt serpent with many twists and beady eyes, a brazen belt studded with emeralds and rubies, a chain, of flamboyant architecture, to which, at the Theatre Royal Little Peddlington, Hamlet's mother must have been concerned to attach the portrait of the successor to Hamlet's father. “Are you very sure they're not really worth something? Their mere weight alone—!” she vaguely observed, balancing a moment a royal diadem that might have crowned one of the creations of the famous Mrs. Jarley.”

    Berdasarkan kutipan di atas, Mrs. Guy lebih mementingkan keinginan pribadinya sendiri dibandingkan mementingkan orang lain. Hal ini menjadikannya sebagai individu yang kurang bersosialisasi dengan orang di sekitarnya, sehingga apapun kejadian-kejadian di lingkungan sekitarnya dianggap tidak penting. Meskipun hal ini terlihat tidak begitu mencolok. Namun, pada kenyataannya sikap individualisnya merupakan salah satu hal yang menjadi gambaran umum di mana ada banyak sikap atau perilaku seperti kurangnya komunikasi dan tidak jujur terhadap Charlotte tentang persoalan hidup yang dihadapi dirinya.

    Kedua, egois. Dalam cerita “Paste”, egois artinya orang yang tidak peduli pada orang lain. Dan perilaku egois didasarkan pada dorongan untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri daripada untuk kesejahteraan orang lain atau semua tindakan yang selalu disebabkan oleh keinginan untuk menguntungkan diri sendiri. Dan Mrs. Guy adalah orang yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri daripada orang lain.

“Charlotte had now in her hand a small bag of faded figured silk—one of those antique conveniences that speak to us, in terms of evaporated camphor and lavender, of the part they have played in some personal history; but though she had for the first time drawn the string she looked much more at the young man than at the questionable treasure it appeared to contain. “I shall like them. They're all I have.”

    Hal inilah yang sulit dihilangkan dari diri Mrs. Guy, ia mencuri perhiasan karena keegoisannya dan ia rela melakukan apa saja demi sifat egoisnya. Bahkan ia lupa untuk menjaga hubungan baiknya dengan Charlotte karena sifat egoisnya. Sifat egois Mrs. Guy adalah sifat yang tumbuh alami dari dalam dirinya. Benar-benar alami sampai tidak menyadari kehadiran sifat egois itu sendiri. Memang benar kata filsafat kuno yang menyebutkan, bahwa musuh terbesar diri kita adalah diri sendiri. Karena bisa dilihat dalam diri Mrs. Guy terdapat sifat egoisme yang buruk, amarah, dendam, dan benci. Ia tak mampu untuk menepisnya.
 
    Ketiga, rakus. Serakah/rakus dalam cerita “Paste” artinya seseorang yang sudah memiliki banyak kekayaan tapi tetap ingin menguasai harta orang lain. misalnya, Mrs. Guy yang sangat berambisi menginginkan perhiasan dengan cara mencuri. Sudah punya harta melimpah tapi tetap memburu harta yang bukan haknya.

“When she had poured them out on the sofa Mrs. Guy was but a minute, before the glass, in clapping on the diadem. “Awfully jolly—we can do Ivanhoe!”

“But they're only glass and tin.”

“Larger than life they are, RATHER!—which is exactly what's wanted for tableaux. OUR jewels, for historic scenes, don't tell—the real thing falls short. Rowena must have rubies as big as eggs. Leave them with me,” Mrs. Guy continued—“they'll inspire me. Good night"

The next morning she was in fact—yet very strangely—inspired. “Yes, I'LL do Rowena. But I don't, my dear, understand.”

“Understand what?”

Mrs. Guy gave a very lighted stare. “How you come to have such things?”

Poor Charlotte smiled. “By inheritance.”

They belonged to my aunt, who died some months ago. She was on the stage a few years in early life, and these are a part of her trappings.”

“She left them to you?”

"No, my cousin, her stepson, who naturally has no use for them, gave them to me for remembrance of her. he was a dear kind thing, always so nice to me, and I was fond of her.”

    Berdasarkan hal tersebut, rakus juga berarti memiliki hati yang tamak. Tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan akibat adanya dosa besar. Sikap tamak membuat Mrs. Guy selalu ingin memperoleh sesuatu yang banyak untuk diri sendiri. Mrs. Mrs. Guy ingin mengumpulkan harta untuk kepentingan diri sendiri tanpa memperhatikan itu bukan haknya. Sikap tamak termasuk salah satu penyakit hati. Jiwanya gelisah, hendak begini hendak begitu. Sifat tamak Mrs. Guy adalah sifat yang ingin memborong segalanya dan mengumpulkan semuanya. Harta yang ada di tangan orang pun disukainya, karena itu ia berusaha untuk memperolehnya dengan cara mencuri sekalipun. Sifat tamak Mrs. Guy itu juga telah menghilangkan rasa malu dalam dirinya.

    Keempat, curang. Kecurangan yang terjadi dalam cerita “Paste” terlihat dari Mrs. Guy yang sangat bergantung pada situasi yang ingin dia capai. Dia akhirnya bertindak curang karena dia merasa itu adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan.

“Charlotte fed, in fancy, on the pearls, which decidedly were exquisite, but which at the present moment somehow presented themselves much more as Mrs. Guy's than either as Arthur's or as her own. “Yes—he did take it; even after I had distinctly hinted to him that they looked to me different from the other pieces.”

“Well then!” said Mrs. Guy with something more than triumph—with a positive odd relief.

    Penggunaan tipu daya, muslihat, atau pemutarbalikan kebenaran secara sengaja, dengan tujuan membujuk Charlotte agar menyerahkan barang berharga yang ada padanya. Kecurangan Mrs. Guy identik dengan ketidak jujuran dan sama pula dengan licik. Dalam hatinya Mrs. Guy sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan dengan cara tidak baik. Kecurangan menyebabkan Mrs. Guy menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling kaya. Hati Mrs. Guy telah digerogoti jiwa tamak sehingga dia melakukan kecurangan.

            Kelima, berpikir bahwa tujuan utama hidup adalah untuk kesenangan dan kebahagian pribadi. Mrs. Guy menganggap dirinya sebagai manusia yang diciptakan secara lahiriah yang menginginkan kesenangan. Secara naluriah, manusia memang memiliki sifat menghindari rasa sakit dan penderitaan. Kesenangan adalah apa yang diinginkan dan dikejar oleh Mrs. Guy. Dalam konsep hedonisme, hanya kesenanganlah yang berharga, sedangkan rasa sakit atau ketidaksenangan adalah kekecewaan dan dianggap sebagai sesuatu yang tidak layak untuk dirasakan.

“Larger than life they are, RATHER!—which is exactly what's wanted for tableaux. OUR jewels, for historic scenes, don't tell—the real thing falls short. Rowena must have rubies as big as eggs. Leave them with me,” Mrs. Guy continued—“they'll inspire me. Good night"

    Memang, hedonisme tidak selalu berdampak buruk. Ada beberapa kelebihan dari orang-orang yang berperilaku hedonisme, di antaranya memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keinginan, seperti dengan cara bekerja keras dan pantang menyerah, serta memanfaatkan setiap kesempatan dengan sebaik-baiknya. Namun, hedonisme memiliki lebih banyak kerugian daripada kelebihannya. Secara garis besar, dampak negatif hedonisme adalah keegoisan dan individualisme sehingga tidak memiliki kepekaan sosial. Serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, tanpa memperdulikan cara yang dilakukannya berdampak negatif dan seringkali merugikan orang lain.

    Keenam, tidak pernah merasa puas dengan harta yang dimilikinya. Sebagaimana Mrs. Guy, manusia yang selalu meras kurang dengan apa yang dimilikinya. Yang mana dalam perjalanan hidupnya dipenuhi dengan nafsu yang selalu merasa tak puas dengan kenikmatan duniawi dan selalu merasa tidak cukup. Jiwanya diliputi kecemasan ingin memiliki sesuatu seperti perhiasan yang diinginkannya. Mrs. Guy yang selalu merasa kekurangan bukan karena dia orang yang kekurangan, tapi karena jiwanyalah yang rakus dengan dunia.

"No, my cousin, her stepson, who naturally has no use for them, gave them to me for remembrance of her. he was a dear kind thing, always so nice to me, and I was fond of her.”

    Salah satu sikap yang membuat Mrs. Guy menjadi serakah dan selalu merasa kurang dengan apa yang dimiliki, adalah kurangnya rasa syukur atas apa yang telah dimilikinya selama ini. Oleh karena itulah dia selalu ingin mendapatkan yang lebih dari apa yang dia miliki sampai hatinya menjadi buta hingga membuatnya rakus dan ingin menguasai segalanya. Dan orang yang tamak pasti akan selalu merasakan kekurangan meskipun hidup berkecukupan.

    Jadi, kesimpulannya adalah gaya hidup hedonis yang dimiliki oleh Mrs. Guy dalam cerpen “Paste” karya Henry James berdampak negatif pada kehidupannya sendiri. Di antara ciri-ciri sikap atau gaya hedonisnya adalah individualis, egois, tamak, dan curang. Semua karakteristik ini adalah tindakan buruk yang mengganggu pola pikir dan psikisnya.

Sumenep, 04 Oktober 2020

 

Comments

POPULAR POST