PERJALANAN SELEKSI ADMINISTRASI: LANGKAH AWAL MERAIH IMPIAN STUDI S2 DENGAN BEASISWA LPDP


Perjalanan Seleksi Administrasi: Langkah Awal Meraih Impian Studi S2 dengan Beasiswa LPDP

Pada akhir Desember 2020, saya memutuskan untuk kembali ke Surabaya dengan tekad melanjutkan studi S2. Meskipun belum pasti apakah impian tersebut akan terwujud, saya sadar bahwa diam tanpa melakukan apa pun di kampung halaman bukanlah pilihan. Langkah pertama ini menjadi pijakan penting dalam perjalanan panjang yang penuh tantangan dan harapan.

Di Surabaya, saya mencoba untuk terus semangat dan tidak berputus asa. Sambil mengajar di TPQ dan memberikan les privat di beberapa tempat, saya berusaha mengumpulkan energi, informasi, dan motivasi untuk mewujudkan keinginan melanjutkan studi S2. Setiap hari dilalui dengan usaha, menyeimbangkan antara pekerjaan dan persiapan studi lanjutan.

Salah satu momen yang tak terlupakan dalam perjalanan saya untuk berjuang lanjut S2 adalah ketika dosen pembimbing skripsi saya, Prof. Dr. Hj. Zuliati Rohmah, M.Pd., menghubungi saya melalui WhatsApp pada 21 April 2021. Beliau menanyakan kabar dan mendorong saya untuk mendaftar beasiswa S2, bahkan menginformasikan tentang beasiswa ke Australia. Namun, saya menyampaikan kepada beliau, bahwa orang tua saya sangat berat hati apabila saya lanjut studi S2 ke luar negeri sendirian tanpa ada yang mendampingi (belum memiliki suami). Bahkan, pada 24 Juni 2021 beliau kembali chat saya dan menginformasikan beasiswa S2. Tetapi saat itu saya sudah dalam proses seleksi beasiswa LPDP. Kebaikan dan perhatian beliau membuat saya merasa bahagia, terharu, dan semakin termotivasi.

Mei 2021 menjadi titik terang ketika beasiswa LPDP dibuka dengan berbagai jalur pendaftaran. Saya melihat ada peluang bagi saya melalui Jalur Afirmasi Prasejahtera, yang seolah membuka jalan bagi impian saya. Kesempatan ini memberikan harapan baru dan menambah semangat untuk terus berjuang.

Dukungan dari teman-teman, kakak kelas, guru, dan dosen semakin menguatkan tekad saya. Mereka mendorong dan menyemangati agar saya mencoba mendaftar beasiswa LPDP, memberikan keyakinan bahwa jalan ini bisa untuk ditempuh. Support dari mereka menjadi sumber kekuatan tersendiri dalam perjalanan ini.

Adapun salah satu persyaratan penting untuk mendaftar beasiswa LPDP adalah harus memiliki sertifikat TOEFL ITP, yang saat itu belum saya miliki. Saya segera mencari informasi tentang tes TOEFL ITP yang diselenggarakan dalam waktu dekat dan menemukan bahwa UNESA mengadakan tes secara online. Kesempatan ini sangat membantu, mengingat posisi saya yang berada di kampung halaman dan masih ada dalam situasi lockdown akibat Covid-19.

Setelah mendaftar untuk tes TOEFL ITP online pada 18 Mei 2021, saya memanfaatkan waktu sebelum hari tes untuk belajar dan mengerjakan soal-soal latihan. Pihak Pusat Bahasa UNESA juga memberikan penjelasan teknis mengenai persiapan, peraturan, dan tata cara pelaksanaan tes, yang sangat membantu dalam mempersiapkan diri secara optimal. Untuk biaya tesnya saat itu kalau tidak salah ingat Rp.585.000.

Pada hari pelaksanaan tes, saya memilih lokasi di rumah kakak ipar di Dusun Dik-Kodik, karena di rumah sendiri belum tersedia Wi-Fi. Menggunakan koneksi Wi-Fi dengan voucher harian menjadi solusi agar tes berjalan lancar tanpa hambatan koneksi, mengingat penggunaan kuota internet biasa seringkali tidak stabil.

Dengan harapan besar dan keyakinan, saya mengerjakan soal-soal TOEFL dengan teliti dan semaksimal mungkin yang saya bisa lakukan. Meskipun sempat mengalami kendala teknis saat Reading Section, di mana laptop tiba-tiba freeze. Arahan dari pengawas untuk merestart laptop membantu saya melanjutkan tes tanpa kehilangan jawaban yang telah dikerjakan. Kejadian ini mengajarkan pentingnya kesiapan dan ketenangan dalam menghadapi situasi tak terduga.

Setelah menyelesaikan seluruh soal, skor langsung bisa tampil saat itu juga, dan saya memperoleh skor 460. Meskipun belum mencapai 500, saya bersyukur karena telah memenuhi syarat minimal skor 400 untuk mendaftar beasiswa LPDP melalui Jalur Afirmasi Prasejahtera. Hasil ini menjadi motivasi tambahan untuk bergegas melangkah ke tahap berikutnya.

Dengan hasil TOEFL ITP yang memenuhi syarat, saya melanjutkan proses pendaftaran beasiswa LPDP. Setiap dokumen dilengkapi dengan cermat, memastikan semua hal yang harus diisi benar-benar terisi dan terunggah sesuai ketentuan. Proses ini menuntut ketelitian dan kesabaran, serta harus semangat untuk meraih impian dengan usaha.

Di akun pendaftaran beasiswa LPDP untuk studi S2, saya memilih program studi Magister Ilmu Linguistik. Dalam proses pendaftaran, saya mencantumkan tiga pilihan kampus: Universitas Airlangga sebagai pilihan pertama, Universitas Diponegoro sebagai pilihan kedua, dan Universitas Gadjah Mada sebagai pilihan ketiga. Pemilihan ini didasarkan pada minat akademik saya serta pertimbangan kualitas program studi di masing-masing kampus.

Sebenarnya, beasiswa LPDP itu memungkinkan pendaftar untuk melamar dengan atau tanpa LoA (Letter of Acceptance). Saya memilih opsi tanpa LoA, karena saat itu saya belum mendaftar atau diterima di kampus mana pun. Keputusan ini diambil dengan alasan saya ingin memastikan terlebih dahulu ketersediaan biaya untuk studi melalui beasiswa sebelum melangkah lebih jauh mendaftar di kampus tujuan.

Dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP juga mengharuskan saya mengisi berbagai informasi di akun pendaftaran. Data dan hal-hal yang harus dilengkapi dan diisi adalah seperti berikut ini:

1.     Informasi Data Diri

2.     Informasi Keluarga

3.     Kekuatan/Kelebihan (Strong Point) yang Dimiliki

4.     Kelemahan/Kekurangan (Weak Point) yang Dimiliki

5.     Pengalaman Membanggakan

6.     Pengalaman Kurang Membanggakan

7.     Hal Terakhir yang Diajarkan pada Diri Sendiri

8.     Kesalahan yang Pernah Dilakukan Selama Belajar/Bekerja

9.     Tugas di Luar Ruang Lingkung yang Seharusnya

10.  Pembeda dari Peserta Lainnya

11.  Riwayat Pendidikan

12.  Riwayat Pekerjaan

13.  Pengalaman Organisasi

14.  Prestasi

15.  Bahasa

16.  Pengalaman Pelatihan/Workshop

17.  Pengalaman Riset

18.  Karya Ilmiah

19.  Konferensi dan Seminar

20.  Penghargaan

21.  Esai Kontribusi

Selain informasi dan hal-hal tersebut di atas, pendaftar juga diwajibkan mengunggah berbagai dokumen penting. Dokumen-dokumen ini mencakup ijazah S1, transkrip nilai S1, surat pernyataan sesuai format LPDP, surat izin mengikuti seleksi, KTP, kartu keluarga, sertifikat bahasa asing sesuai persyaratan, surat rekomendasi, dan dokumen bukti prasejahtera. Seluruh dokumen ini harus dipersiapkan dengan teliti agar tidak ada yang terlewat.

Untuk surat rekomendasi, awalnya saya hanya memutuskan untuk meminta kepada Ma’am Dr. Wahju Kusumajanti, M.Hum., yang merupakan Kaprodi Sastra Inggris saya saat S1 di UINSA. Setelah menghubungi beliau melalui WhatsApp dan membuat janji, saya bertemu langsung di kantor prodi di kampus UINSA. Beliau menyambut dengan hangat, mendukung penuh impian saya, dan bahkan menyarankan agar saya juga meminta surat rekomendasi dari dosen pembimbing skripsi saya, Prof. Zul. Menurut Ma’am Wahju, rekomendasi dari seorang Guru Besar seperti Prof. Zul mungkin bisa memberikan nilai tambah dan memperkuat aplikasi saya.

Berbekal saran tersebut, saya memberanikan diri menghubungi Prof. Zul, meskipun beliau berada di Malang. Awalnya, saya merasa sungkan dan khawatir akan merepotkan beliau, tetapi kekhawatiran itu sirna ketika beliau merespons dengan sangat baik. Prof. Zul bersedia memberikan surat rekomendasi secara daring dalam bentuk file, sehingga saya tidak perlu ke Malang untuk menemuinya. Dukungan dan doa tulus beliau memberikan semangat tambahan bagi saya.

Setelah semua persyaratan terpenuhi, saya merasa lega dan bersyukur. Setiap langkah dalam proses pendaftaran ini terasa seperti sebuah perjalanan penuh pelajaran. Dengan doa dan usaha semaksimal mungkin yang bisa saya lakukan, saya menyerahkan hasilnya kepada Allah. Saya percaya, jika memang ini jalan terbaik, Allah akan memberikan kemudahan dan keberkahan dalam prosesnya.

Bagi siapa pun yang ingin melanjutkan studi dengan beasiswa LPDP, saya ingin menyampaikan bahwa kesempatan ini terbuka untuk semua orang yang mau berusaha dan berjuang. Langkah pertama adalah membuat akun pendaftaran di laman resmi LPDP dan membaca dengan cermat kebijakan terbaru. Informasi lengkap dapat ditemukan di lpdp.kemenkeu.go.id.

Tips sederhana untuk seleksi administrasi beasiswa LPDP dari saya adalah memahami dengan baik kebijakan terbaru yang tertera di buku panduan dan user manual di situs resmi LPDP. Pilih jalur yang sesuai dengan kondisi dan tujuan masing-masing. Pastikan semua dokumen yang diminta lengkap dan sesuai ketentuan, jangan sampai ada pemalsuan data dan dokumen. Kejujuran sangat penting dalam proses ini, karena ketidakjujuran akan berdampak buruk bagi diri sendiri.

Melalui pengalaman ini, saya belajar bahwa persiapan dan proses adalah kunci keberhasilan. Membaca panduan, memahami aturan, dan memenuhi persyaratan dengan jujur akan memberikan hasil yang terbaik. Proses pendaftaran ini bukan hanya tentang memenuhi formalitas, tetapi juga tentang menunjukkan integritas dan komitmen.

Perjalanan ini benar-benar mengajarkan saya bahwa dengan tekad kuat, usaha tanpa henti, dan dukungan dari orang-orang terdekat, impian dapat diwujudkan. Setiap tantangan yang dihadapi menjadi pembelajaran berharga, memperkaya pengalaman hidup dan membentuk pribadi yang lebih tangguh.

Saya juga percaya bahwa setiap langkah yang diambil, meskipun penuh rintangan, telah membawa saya lebih dekat ke tujuan. Perjalanan ini bukan hanya tentang meraih gelar S2, tetapi juga tentang proses pendewasaan diri, belajar menghargai setiap usaha, dan mensyukuri setiap pencapaian.

Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang tengah berjuang meraih impian. Kita harus percaya bahwa dengan niat tulus, kerja keras, dan doa, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai. Kita harus terus melangkah, karena setiap perjalanan dimulai dengan satu langkah kecil yang penuh keyakinan.

Cerita saya kali ini berakhir pada tahap seleksi administrasi beasiswa LPDP. Namun, perjalanan ini belum selesai. Saya berencana untuk selanjutnya akan menulis lebih banyak lagi tentang tips menulis esai kontribusi LPDP, tes bakat skolastik, dan tes wawancara. Semoga pengalaman saya dapat menjadi inspirasi dan referensi bagi siapa saja yang sedang berjuang meraih mimpi.

Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan saya. Semoga cerita ini memberikan semangat kepada pembaca untuk terus berusaha dan berdoa. Kita harus percaya bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membawa hasil yang terbaik. Salam semangat, berjuang, dan berdoa!


Catatan Anak Perempuan

Surabaya | 22 Januari 2025

 

 


 

Comments

POPULAR POST