ENAM TAHUN MENGUKIR MAKNA: PERJALANAN MENGAJAR DI TPQ HIDAYATULLAH
Enam Tahun Mengukir Makna: Perjalanan Mengajar di TPQ Hidayatullah
Mengajar di TPQ
Hidayatullah sejak tahun 2018 telah menjadi perjalanan yang penuh makna bagi
saya. Selama enam tahun terakhir, saya telah melalui berbagai pengalaman yang
memperkaya kehidupan dan pemahaman saya tentang dunia mengajar ngaji.
Awalnya, saya
diamanahi untuk mengajar di kelas Pra-TK, sebuah tantangan yang mengharuskan
saya memahami cara berinteraksi dengan anak-anak usia dini. Seiring berjalannya
waktu, saya dipercaya untuk membimbing hingga di kelas Al-Qur'an, yang menuntut
pemahaman lebih mendalam tentang tajwid dan metode pengajaran yang efektif.
Setiap tingkatan kelas memberikan pelajaran berharga yang berbeda dan memperkaya
pengalaman mengajar saya.
Di TPQ ini, peran
saya tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembelajar. Saya
memperdalam ilmu tajwid dan gharibul qur’an, serta memastikan setiap huruf dan
makhrajnya diajarkan dengan benar kepada para santri. Selain itu, saya
mempelajari metode Ummi lebih dalam, sebuah pendekatan dalam pengajaran
Al-Qur'an yang menekankan kemudahan dan keindahan dalam membaca. Metode ini
membantu saya menyampaikan materi dengan lebih efektif dan menyenangkan bagi
anak-anak.
Kerja sama dengan
rekan-rekan guru di TPQ juga menjadi salah satu aspek penting dalam perjalanan mengajar
di TPQ. Melalui diskusi dan kolaborasi, kami saling berbagi pengalaman strategi
pengajaran, menciptakan lingkungan yang suportif dan harmonis. Teamwork
ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga membangun ikatan
persaudaraan yang kuat di antara kami.
Menghadapi murid
dengan berbagai karakter benar-benar mengajarkan saya tentang seni parenting.
Setiap anak itu unik, dengan kepribadian dan kebutuhan berbeda. Saya belajar
untuk bersabar, memahami, dan menyesuaikan pendekatan agar dapat mengajar
mereka dengan baik. Seakan-akan, dengan pengalaman ini mempersiapkan saya untuk
menjadi orang tua yang baik di masa depan.
Interaksi dengan
orang tua murid juga menjadi salah satu bagian penting dari tugas saya.
Berkomunikasi dengan orang tua murid juga membantu saya memahami latar belakang
dan kebutuhan anak secara lebih mendalam. Selain itu, saya dapat memberikan
masukan dan saran kepada orang tua mengenai perkembangan anak-anak dalam
belajar mengaji. Dan dengan membangun hubungan yang baik dengan orang tua anak-anak
turut mendukung perkembangan kompetensi mengaji anak-anak.
Setiap tahun, TPQ
Hidayatullah mengadakan Wisuda Tahfidz dan Al-Qur'an, sebuah momen yang selalu
membuat saya takjub. Melihat anak-anak kecil mampu menghafal dan melantunkan
ayat-ayat suci dengan fasih. Pencapaian mereka menjadi bukti bahwa dengan
bimbingan yang tepat, anak-anak mampu meraih prestasi luar biasa.
Keberhasilan para
santri tidak lepas dari usaha keras mereka, kesabaran guru dalam membimbing,
serta dukungan penuh dari orang tua. Kolaborasi antara ketiga pihak ini
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak dalam mempelajari
Al-Qur'an. Saya merasa bersyukur dapat menjadi bagian dari proses ini,
menyaksikan langsung bagaimana kegiatan belajar mengajar ngaji dapat membentuk
karakter dan masa depan anak-anak.
Pengalaman
mengajar di TPQ Hidayatullah telah menanamkan harapan dalam diri saya. Saya sampai
membayangkan dan berdoa agar kelak dikaruniai anak-anak yang shalih dan
shalihah, cerdas, rajin, pintar mengaji, berprestasi, dan memiliki akhlak
mulia. Amin. Impian ini menjadi motivasi bagi saya untuk terus belajar dan
memperbaiki diri, agar dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak saya.
Selain aspek
spiritual dan pendidikan, mengajar di TPQ juga mengajarkan saya tentang
manajemen waktu dan tanggung jawab. Mengatur jadwal antara mengajar, persiapan
materi, dan kegiatan pribadi menuntut disiplin yang tinggi. Saya belajar untuk
lebih terorganisir dan efisien dalam menjalani berbagai peran dalam kehidupan
sehari-hari.
Tidak jarang, saya
menghadapi tantangan dalam proses mengajar, seperti perbedaan kemampuan belajar
di antara murid. Namun, setiap tantangan tersebut menjadi peluang bagi saya
untuk berinovasi dan mencari solusi kreatif. Hal ini mengasah kemampuan
problem-solving dan ketangguhan mental saya.
Melalui interaksi
dengan anak-anak, saya menjadi belajar untuk melihat dunia dari perspektif yang
lebih sederhana dan jujur. Keceriaan dan keingintahuan mereka mengingatkan saya
untuk selalu bersyukur dan menikmati proses belajar dalam setiap aspek
kehidupan. Anak-anak mengajarkan saya untuk tetap semangat dan tidak pernah
berhenti mencari ilmu.
Selama enam tahun
ini, saya benar-benar menyaksikan perkembangan signifikan pada diri para
santri. Melihat mereka tumbuh dari yang awalnya belum mengenal huruf hijaiyah
hingga mampu membaca dan menghafal Al-Qur'an. Perkembangan mereka menjadi
cerminan bahwa dedikasi dan kerja keras akan membuahkan hasil yang manis. Serta
berkenalan dengan orang tua murid, rekan guru, dan komunitas sekitar TPQ
membuka peluang untuk belajar dari berbagai latar belakang dan budaya.
Akhirnya, saya
menyadari bahwa mengajar di TPQ Hidayatullah bukan hanya tentang transfer ilmu,
tetapi juga tentang membentuk karakter, menanamkan nilai-nilai, dan
mempersiapkan generasi yang berakhlak mulia. Pengalaman ini menjadi bagian tak
terpisahkan dari perjalanan hidup saya, memberikan makna dalam setiap langkah
yang saya ambil.
Catatan Anak
Perempuan
Surabaya | 09 Januari
2025
Comments
Post a Comment
Beri komentar, kritikan, saran, dan masukan yang membangun. Terima Kasih! Salam Sastra dan Literasi!