SEBUAH CATATAN DI BALIK SEMINAR PROPOSAL


 


Sebuah Catatan di Balik Seminar Proposal
;Selasa, 19 November 2019

            Ujian, akan selalu hadir dalam langkah hidup ini. Dengan ujian-ujian itulah, diri ini terus terpacu untuk bergerak dan berjuang. Hingga akhirnya, dengan penuh syukur yang mendalam, saya pun ujian proposal skripsi pada hari selasa, 19 November 2019. Tanggal ini akan tercatat dalam ingatan dan sejarah hidup saya. Yang membuat saya terharu menangis dan tak henti mengucap alhamdulillah dalam hati. Sebab, sebelumnya ada perjuangan yang tak mudah yang membuat saya sedih dan ingin menyerah. Karena Allah, Ia menguatkan saya untuk terus melangkah tanpa lelah. Serta membuat diri saya memperjuangkan segalanya dan terus belajar tanpa henti dari sebuah kesalahan, ketidaktelitian, dan kekeliruan. 

            Namun, ujian proposal ini masih belum selesai. Dan bukan akhir dari segalanya. Untuk selanjutnya, saya harus terus berjuang dan harus lebih semangat untuk menyelesaikan skripsi saya. Secepatnya.

Impian untuk Ujian Seminar Proposal
Harapan saya, di awal Semester 7, saya sudah harus Sempro. Maka dari itu, sejak semester 6, saya mengambil mata kuliah Proposal Seminar yang diampu oleh Ibu Prof. Dr. H. Zuliati Rohmah, M.Pd. Di sinilah awal saya menulis proposal skripsi saya. Di sini pula saya banyak belajar dari beliau bagaimana cara menulis proposal skripsi. Di kelas ini terdiri dari 25 mahasiswa linguistik Sastra Inggris yang beliau bagi menjadi 8 kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 3/4 orang. 3 orang tersebut nantinya akan mempresentasikan proposal skripsinya masing-masing dalam 1 pertemuan/tatap muka bersama Prof. Zul. Jadi 8 kelompok tersebut maju bergiliran sesuai tanggal yang telah ditentukam untuk mempresentasikan hasil arrangement proposal skripsinya. Kelompok saya mendapat giliran pada nomer urut 4 untuk maju. Dan khusus kelompok saya terdiri dari 4 orang, yaitu diantaranya adalah saya, Vesty, Triana, dan Fatoni. 

            Saya sangat bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk maju pada giliran ke-4, jadi saya punya waktu 1 bulan lebih untuk menyusun proposal skripsi saya sebelum dipresentasikan di depan Prof. Zul dan di depan seluruh teman saya di kelas. Ternyata tidak mudah untuk menyusun sebuah proposal skripsi dari Bab 1 sampai Bab 3 selama 1 bulan lebih. Butuh waktu untuk membaca, berpikir, mencari referensi, lalu membuat kerangkanya, hingga diolah menjadi sebuah tulisan. 

            Singkat cerita, akhirnya pada 11 April 2019 saya maju untuk mempresentasikan proposal skripsi saya. Saya mendapat kesempatan maju ke-3 setelah Vesty dan Triana. Setiap individu diberi waktu selama 10 menit untuk presentasi. Setelahnya berlanjut pada sesi tanya jawab bersama teman kelas. Setelah saya mempresentasikan proposal skrispsi saya, ada 3 orang yang bertanya mengenai proposal saya, yaitu Merry, Hilma, dan Nada. 

            Setelah sesi tanya jawab selesai, Prof. Zul memberi nilai dan memberi banyak masukan untuk proposal skripsi saya. Saat itu kata beliau proposal saya sudah bagus dan agak lengkap dari pada yang lainnya, namun ada beberapa hal yang perlu direvisi pada Bab 1-3. Jadi, beberapa lembar proposal saya penuh dengan oretan catatan dari beliau untuk diperbaiki. Sangat jelas di situ, apa saja yang harus saya perbaiki dan apa saja yang harus ditambah serta membuang hal-hal yang tidak perlu dicantumkan dalam tulisan proposal saya. Alhamdulillah sekali banyak masukan yang membangun untuk proposal saya yang versi ke-1 itu.

            Masih di semester 6, pada kesempatan/putaran yang kedua, masing-masing kelompok dijadwal lagi sesuai tanggal yang telah ditentukan untuk menyerahkan hasil revisi proposal pada Prof. Zul. Pada kesempatan kedua ini, kami tidak mempresentasikan kembali hasil revisi proposal kami, akan tetapi dikonsep semacam konsultasi, setiap kelompok maju ke meja Prof. Zul di kelas untuk menyampaikan sudah melakukan revisi apa saja terhadap proposalnya seraya proposal kami yang versi ke-2 itu juga dinilai oleh beliau dan diberi masukan lagi. Pada proposal versi ke-2 saya, alhamdulillah Bab 1 dan Bab 2 sudah fix. Hanya tata letak / spasi saja yang harus diperbaiki. Namun, pada Bab 3 yaitu tentang Research Method, masih mendapat banyak masukan untuk diperbaiki, yaitu pada poin  Data Collection, Instruments, Techniques of Data Collection, dan Data Analysisnya. Harus benar-benar diperhatikan dan dielaborate lagi. 

            Pada penghujung semester 6, saya bersama teman-teman harus menghadap Prof. Zul kembali pada saat UAS dengan membawa proposal versi ke-3 atau proposal yang telah direvisi dari masukan-masukan sebelumnya. Di sini kami ditanya-tanyai kembali tentang progres proposal kami sejauh mana kami benar-benar paham dan serius dengan proposal yang kami susun. Serta pada kesempatan ini pula, Prof. Zul mengabarkan hasil cek turnitin proposal skripsi kami. Yang mana hasil cek turnitin tidak boleh lebih dari 30%. Kecewanya, proposal skripsi saya masih 38% berdasarkan hasil cek turnitin. Sehingga saya harus memperbaiki proposal skripsi saya kembali. Hanya beberapa orang yang hasil cek turnitinnya di bawah 30%. Dan Prof. Zul menyuruh bagi yang hasil cek turnitinnya masih di atas 30% untuk diperbaiki dan direvisi selama liburan semester 6. 

            Selama liburan semester 6, saya menjalani KKN di Magetan selama 30 hari, yaitu mulai 16 Juli-16 Agustus 2019. Jadi, belum sempat untuk merevisi proposal skripsi saya tersebut. Sebenarnya beberapa hari sebelum berangkat KKN, masih ada waktu untuk mengerjakan. Namun entah karena kekhilafan saya, sehingga saya terlalu terlena mempersiapkan diri untuk KKN sampai belum sempat untuk merevisi proposal skripsi saya. Dan sebenarnya, saya membawa laptop ke lokasi KKN, niat di dalam hati sudah ada untuk merevisi proposal. Namun, kegiatan KKN juga membuat saya terlena karena ada tugas melakukan transek, FGD, menjalankan program kerja, membuat laporan KKN, membuat jurnal, serta aktivitas yang lainnya. Di samping itu saya juga menjadi sekretaris 1 di kelompok KKN saya, yang mana di sini saya harus mengerjakan laporan dan jurnal KKN yang harus selesai sebelum pulang.

Masa Revisi Proposal Saat Semester 7
            Sepulang dari KKN, saya masih disibukkan untuk menyelesaikan laporan KKN. Jurnal KKN sudah selesai, namun Laporan Profil Desa masih belum selesai. Sehingga saya pun alhamdulillah bisa menyelesaikan semuanya sehari sebelum 23 Agustus 2019. Pada tanggal 23 Agustusnya, semua Laporan KKN baik Profil Desa, Jurnal KKN, Video Kegiatan KKN, disetor ke Dosen Pendamping. Dan hal yang membuat saya kaget adalah, keluar informasi bahwa pendaftaran Ujian Seminar Proposal di prodi saya dibuka mulai 26-29 Agustus 2019. Saat pertama kali saya mendengar hal ini dari teman-teman, jujur saya ingin menangis, kecewa, sedih dan campur aduk di hati saya. Karena bagaimana mungkin saya bisa daftar Ujian Sempro, proposal saya masih belum selesai saya revisi. 

            Dan drama air mata mulai akhir Agustus itu pun hingga selama bulan September menimpa diri saya. Mulai akhir Agustus saya mengerjakan revisi proposal saya untuk cek turnitin ulang. Selasa, 03 September 2019, saya menyetor hasil revisi proposal saya dan proposal 9 teman saya lainnya untuk cek turnitin kembali ke email Prof. Zul. Saya pun sangat menunggu hasilnya. Selasa, 10 September 2019, saya menghubungi Prof. Zul melalui WA terkait hasil cek turnitin proposal saya dan teman-teman. Beliau membalas masih belum sempat untuk cek. Baru pada hari kamis, tanggal 12 September 2019, saya dipanggil oleh beliau untuk ke ruangan prodi menindaklanjuti file proposal saya dan teman-teman yang disetorkan ke email beliau sebelumnya harus disetor ulang melalui flashdisk saat itu juga. Saat itu sekitar jam 14.00 siang. Tanpa berpikir panjang lagi, saya pun memindahkan file-file itu dari laptop ke flashdisk dan lari ke ruang prodi untuk menemui Prof. Zul. Dan Alhamdulillah, hasil cek turnitin saya saat itu adalah 21%. Percaya atau tidak, demi menunggu ini, saya sampai rela berkorban dan izin tidak masuk mata kuliah American Studies pada Miss Dhina dosen pengampunya. Semua demi apa? Demi proposal saya dan teman-teman saya, karena Prof. Zul meminta saya untuk duduk dan menunggu di ruang prodi untuk mengetahui hasilnya. Sampai saya tidak berani untuk mengatakan pada beliau bahwa saya ada kelas pada jam 14.30. Untungnya Miss Dhina mengerti dan memahami alasan saya ini. 

            Hari selasa, 16 September 2019 saya menyetor hard file proposal saya ke meja Prof. Zul di ruang dosen untuk meminta tanda tangan beliau. Karena untuk pendaftaran Ujian Seminar Proposal, proposal skripsi yang disetorkan ke Kaprodi harus sudah ada tandatangan Approval dari dosen pengampu mata kuliah Proposal Seminar. Saya tunggu sampai akhirnya pada hari kamis, 19 September 2019, saya bersama beberapa teman menemui beliau di ruangan prodi untuk minta tanda tangan beliau. Namun, saat itu kami semua tidak beruntung. Kami mendapat revisi lagi dari beliau untuk membetulkan tata cara penulisan Daftar Pustaka. Secepat mungkin saya pun merevisi proposal saya. Hingga pada tanggal 23 September 2019, saya menghubungi Prof. Zul lagi, meminta untuk bertemu esok hari. Keesokan harinya, pada hari selasa, tanggal 24 September 2019. Saya datang ke kampus untuk menemui Prof. Zul. Namun mulai dari jam 07.30-12.00 beliau masih ngajar. Sehingga saya harus menunggu beliau. Siang-Sore ternyata beliau ada acara di Greensa Inn, dan baru bisa ditemuai kurang lebih jam 16.00 di fakultas. Jadinya saya harus rela berkorban lagi tidak ngajar ke TPQ. Saat bertemu dengan beliau, ternyata penulisan Daftar Pustaka saya masih salah. Sehingga beliau masih belum berkenan untuk memberikan tanda tangan Approval untuk proposal saya. Masya Allah, saya pun pulang ke asrama dengan air mata yang tertahan. Sampai Asrama saya menangis sejadi-jadinya. 

            Ya, mungkin saya masih kurang teliti, saya harus banyak baca lagi buku panduan agar tidak ada yang salah satu pun. Saya pun bergegas langsung membuka buku panduan dan membaca berulang-ulang untuk memperbaiki proposal saya. 

            Hal yang membuat saya menangis sejadi-jadinya adalah karena pendaftaran Ujian Seminar Proposal gelombang kedua dibuka sejak 23 September 2019 dan terakhir pendaftaran adalah pada hari kamis, tanggal 26 September 2019. Jadi, saya menangis karena saya masih belum bisa daftar Ujian Sempro gelombang kedua ini. Prof. Zul hanya bisa ditemui di kampus setiap hari Selasa & Kamis. Sedangkan hari Kamis, 26 September 2019 Prof. Zul tidak bisa ke kampus karena sejak hari itu beliau harus ke Jakarta selama kurang lebih 1 minggu. 

            Senin, 07 Oktober 2019, saya menghubungi Prof. Zul kembali untuk minta tanda tangan beliau. Alhamdulillah beliau bisa ditemui esok hari. Keesokannya yaitu pada hari Selasa, 08 Oktober 2019, pagi-pagi sekali sekitar jam 07.00 pagi saya sudah menunggu Prof. Zul di fakultas agar mendapat antrian pertama untuk bertemu beliau. Alhamdulillah bersama seorang teman saya, yang juga menyetorkan proposalnya, saya pun menemui Prof. Zul di ruang Prodi. Setelah proposal saya dicek, alhamdulillah tata cara penulisan yang minggu lalu salah, ternyata sudah benar. Proposal saya pun ditanda-tangani oleh beliau. Namun sayangnya, teman saya masih belum dapat tanda-tangan dari Prof. Zul, karena masih ada tata cara penulisan yang salah. 

            Jujur, dalam hati saya sangat bersyukur saat itu karena telah mendapat tanda tangan Approval dari Prof. Zul. Selanjutnya, saya harus sabar menunggu pendaftaran Ujian Seminar Proposal gelombang ketiga yang masih akan dibuka di akhir bulan, yaitu pada tanggal 21-24 Oktober 2019 nanti. 

            Selama masa menunggu pendaftaran Ujian Seminar Proposal, saya tidak mau menunggu saja tanpa melakukan hal apa pun. Akhirnya, saya memilih mengalokasikan waktu saya untuk menulis, mengasah skill, dan mengikuti lomba-lomba cipta puisi. Singkat cerita, sehingga hasil dari jerih payah, suka duka, dan air mata saya ini, karya puisi saya lolos seleksi dan mengantarkan saya menjadi finalis 25 Besar Lomba Cipta Baca Puisi Islami di Universitas Airlangga dan syukur alhamdulillah atas kuasa Allah Yang Maha Segalanya, saya menjadi Juara 1 dalam ajang lomba ini. Dan Prof. Zul memberi ucapan “Congratulation !” untuk saya. Terharu dan menangis saya atas semua ini. Firman Allah memang benar dan nyata sekali dalam perjalanan dan lika-liku hidup saya ini. Ya, “Fa inna ma’al ‘ushri yusra, inna ma’al ‘ushri yusra” dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6, bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Ya, sesudah air mata ada senyuman bahagia. 

            Ada 8 prestasi yang alhamdulillah saya raih pada bulan Oktober 2019 ini dari hasil proses dan jerih payah menulis saya. diantaranya adalah; (1) Puisi saya yang berjudul “Air Mata di langit Senja” menjadi 100 Besar Karya Puisi Terbaik pilihan Prosastra.id dan terkumpul dalam Antologi Puisi Bersama “Jejak Aksara”. (2) Puisi saya yang berjudul “Doa untuk Tanah Air” masuk sebagai 30 Penulis Terpilih pilihan Saras Ayu Books dan terkumpul dalam Antologi Puisi Bersama “NKRI Saat Ini: Kusimpan Sebagai Kenangan”. (3) Puisi saya yang berjudul “Kampung Halaman” lolos seleksi dan menjadi 184 Kontributor Terpilih pilihan Ruang Nulis dan terkumpul dalam Antologi Puisi Bersama “Rumah, Bukan Sekedar Tempat Singgah”. (4) Puisi saya yang berjudul “Perahu Basmalah” menjadi 25 Nominator Terbaik dalam Event Lomba Cipta Baca Puisi Islami sehingga masuk ke dalam tahap babak Semifinal ISEF 2019 yang diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. (5) Puisi saya yang berjudul “Pelangi Kearifan” dinobatkan dan menjadi Juara 1 dalam Lomba Cipta Baca Puisi Islami (CBPI) Tingkat Nasional dalam ajang ISEF 2019 yang diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. (6) Puisi saya yang berjudul “Sisa Air mata” masuk dalam kategori 200 Karya Cipta Puisi Terbaik tingkat Nasional pilihan Badan Sastra dan terkumpul dalam Antologi Puisi “Setumpuk Rindu yang Berdebu”. (7) Puisi saya yang berjudul “Wanita Bermata Bulan” menjadi kontributor terpilih dalam Antologi Puisi Bersama “Nyala Rinjani” pilihan penerbit Anlitera.id. (8) Puisi saya yang berjudul “Tajin Sappar” masuk kategori 100 Puisi Terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh LSIP IKIP Siliwangi dan diantologikan.

            Tanggal 21 Oktober 2019, saya pun daftar ke Kaprodi untuk Ujian Seminar Proposal. Setelah itu, drama air mata ternyata belum selesai-selesai juga. Karena di minggu terakhir sampai awal bulan November Kaprodi saya pergi ke China, sehingga belum sempat untuk menentukan Dosen Pembimbing dan mengumumkannya secepatnya. Baru pada tanggal 06 November 2019, info Dospem diumumkan. Ternyata, Dosen Pembimbing saya adalah Prof. Zul. Baik, Bismillah saja. Saya pasti bisa dan saya kuat. Tanpa berpikir lama-lama, salah satu temen saya yang satu bimbingan dengan Prof. Zul juga mencoba langsung untuk menghubungi Prof. Zul dalam rangka menanyakan kiranya kami anak-anak Sempro Gelombang ketiga ini kapan bisa Sempro. Dan jawaban dari beliau adalah minggu depan, hanya saja belum dikasi kepastian hari dan tanggalnya kapan. Selama satu minggu kemudian belum ada kabar juga terkait kapan saya dan teman saya akan Sempro. Teman saya sudah menghubungi beliau lagi diantara tanggal 10-16 November, namun hasilnya nihil, tidak direspon oleh beliau. Hingga akhirnya, saya memberanikan diri untuk turun tangan menghubungi beliau melalui WA pada tanggal 18 November 2019. Beh, saya langsung kaget saat mendapatkan jawaban dari beliau bahwa Ujian Seminar Proposal akan dilaksanakan besok (19 November 2019) jam 13.00 di ruangan Seminar Fakultas. Buru-buru saya langsung mengabarkan hal ini pada teman-teman saya. 

            Alhamdulillah Proposal dan PPT saya sudah siap untuk ujian Sempro esok hari. Karena saya memang sudah mempersiapkannya sejak hari-hari sebelumnya mulai Dospem diumumkan.

Ujian Seminar Proposal
            Hari H untuk ujian seminar proposal pun tiba, yaitu pada hari Selasa, 19 November 2019 jam 13.00 di Ruang Seminar Fakultas Adab dan Humaniora. Saya mendapat giliran ketiga untuk maju. Ada 5 orang yang ujian sempro pada hari ini, yaitu saya, Putri, Lia, Merry, dan Agiel. Saat itu yang tak henti-henti saya baca dalam hati adalah shalawat terus menurus sambil melihat berulang-ulang kali proposal di tangan saat menunggu teman saya yang dapat giliran maju pertama di dalam ruangan seminar. Rasa sedikit takut ada. Namun, saya terus meyakinkan hati saya bahwa saya pasti bisa mempresentasikan yang terbaik nanti ketika tiba giliran saya. Berdasarkan urutan maju pertama kali yaitu Lia, lalu Putri, baru saya, kemudian Merry, dan yang terakhir adalah Agiel. 

            Selama mengikuti dan memperhatikan teman-teman saya yang mendapat nomor urut maju sebelum saya (Lia & Putri), Masya Allah sekali Prof. Zul mengujinya. Banyak sekali pertanyaan yang diberikan kepada teman saya. Sampai teman saya berusaha keras untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu. 

            Hingga tibalah giliran saya untuk mempresentasikan proposal skripsi saya. Alhamdulillah beberapa hari sebelumnya dan semalam sempat untuk latihan terlebih dahulu. Setelah selesai saya presentasi, saya kira saya akan mendapatkan pertanyaan yang berat-berat dan sulit dari Prof. Zul, alhamdulillah Masya Allah saya sangat bersyukur karena mendapat pertanyaan yang begitu ringan tentang data yang akan saya kumpulkan serta pertanyaan memastikan apakah kiranya saya sanggup untuk melaksanakan penelitian saya tersebut. Kemudian tidak ada pertanyaan lagi, sisanya adalah masukan dan penambahan keterangan yang harus ditulis di proposal yang sangat membangun sekali agar skripsi saya bisa segera dilaksanakan sesuai rencana proposal. 

            Singkat cerita, 5 orang anak bimbingan Prof. Zul kira-kira pada jam 15.30 telah selesai ujian sempro. Dan dari 5 orang itu kata Prof. Zul hanya Siti Ramlah yang boleh langsung lanjut Bab 4 sambil memperbaiki dan menambahi masukan tadi di Bab 3 proposal. Siti ditunggu minggu depannya sudah harus setor data dan analisisnya. Sedangkan keempat teman Siti sayangnya masih belum bisa lanjut Bab 4, tapi harus memperbaiki proposal dulu dan revisi lagi proposalnya. 

            Masya Allah, saya nangis lagi saat itu sambil berpelukan dengan teman-teman perempuan saya yang tadi sempro sama saya. Karena cuma saya saja yang bisa lanjut Bab 4, sedangkan 4 teman saya masih belum bisa. 

            Dan kami pun semuanya keluar dari Ruangan Seminar, di luar sana ternyata di loby sudah ada yang menunggu saya untuk menyambut saya. Ada Ustadzah Fatimah (Musyrifah Kamar saya di Pesmi) dan Luluk (Sahabat dari Tanah Kelahiran yang kenal sejak kuliah di Surabaya). Yang kemudian disusul oleh kedatangan Mbak Ririn dan Yuniar (Teman Seangkatan saat mulai mengabdi menjadi Dewan Mahasantri di Pesmi). Kemudian juga ada Fathimah (Tetangga kamar di Lt. 3 Pesmi saat masih menjadi Mahasantri di Pesmi), Mala, dan Mbak Has (Teman selama KKN di Magetan). Dan datang lagi Inayah (Sahabat dari Tanah Kelahiran yang kenal sejak kuliah di Surabaya), Mbak Yuyun (Teman Seangkatan saat mulai mengabdi menjadi Dewan Mahasantri di Pesmi), dan Indah (Adik Kamar di Lt.4 sekaligus Adik Angkatan dalam mengabdi menjadi Dewan Mahasantri di Pesmi). Terus juga ada Putri dan Reno (Teman seangkatan di Sastra Inggris). Masya Allah, luar biasa saya sangat berterima kasih atas apresiasinya untuk saya. Terima kasih telah datang menemui saya saat itu. Kalian memang orang-orang berharga, baik, dan berarti yang saya miliki. Semoga Allah membalas perlakuan baik dan pemberian kalian terhadap saya dengan sejuta kali lipat kebaikan pula. 

            Saya ucapkan terima kasih pula untuk Ustadzah Neila dan semua teman, sahabat, senior, dan adik-adik angkatan yang mengucapkan selamat kepada saya melalui medsos yang baru saja selesai ujian seminar proposal saat itu dan tak mungkin saya sebut satu persatu di sini. Untuk Farah, terima kasih untuk Bread Talk nya, yang ia kasih pada saya di malam hari seusai shalat maghrib dengan acting mengatakan seolah-olah apa yang dia kasih ke saya adalah titipan dari teman saya. “Us, ini ada titipan buat Ustadzah dari temannya.” Saya sampai mikir dari siapa, “Loh, iya ta, dari siapa?”. “Kurang tahu Us, tidak bilang siapa namanya”. Akhirnya saya melihat tulisan di sticky note yang tertempel di luar kemasan kuenya tanpa nama pengirim. Di situ tertulis kata-kata seperti ini; “Happy Sempro Kakak... Semangat terus ya... Semoga lancar dan dimudahkan. Congrats juga untuk puisinya.” Saya pun mencoba mengingat-ingat ini tulisan siapa ya saat itu. Dan saya ingat kalau ini adalah tulisan Farah. Ya Allah, anak itu, pintar banget kalau acting. Untuk Izza juga yang keesokan harinya ngasih saya something special from her. Terus juga untuk Syarif, sahabat berjuang mulai awal kuliah yang saya kenal sejak Penabara AMBISI, soalnya satu kelompok sama dia, terima kasih untuk something special from you yang baru bisa memberikannya satu minggu kemudian setelah saya Sempro (saya tahu dia adalah orang yang sangat sibuk, kerja, organisasi, dan kegiatan lainnya). 

            Kemudian ada hal lucu yang seseorang tanyakan dari saya, kenapa dari sekian banyak foto setelah Ujian Sempro, tidak ada foto yang sama cowok? Wkwk, simpel jawabannya. Tunangan tak ada, pacar pun juga tak punya. So, I’m still sigle_lillah, hehe. Teman cowok banyak, baik di Sasing dan organisasi. Cuma tidak terlalu dekat saja. Jangan salah, sebenarnya juga ada teman cowok yang saya kenal dekat dan akrab sekali sampai sering komunikasi. Bisa dipastikan, itu tidak lebih dari satu orang. Selebihnya dengan yang lainnya komunikasi dan kedekatan kami stabil dan biasa saja. Sebenarnya saya selalu berusaha untuk menjaga jarak dari teman laki-laki. Sebab, kata guru saya, laki-laki sholeh pasti akan menyeleksi/memilih wanita itu tidak hanya dari sisi agamanya, nasabnya, cantik atau tidaknya, dan cara berpakaiannya, tetapi juga dari bagaimana ia bergaul dengan lawan jenis. Wah, kok pembahasan jadi beralih ke sini. Panjang nanti ini urusannya. 

            Intinya, saya sangat berterima kasih sekali untuk semuanya, yang telah menjadi orang-orang baik di hidup saya. Jazakumullahu khairan.

Pesan & Kesan
            Pengalaman ini memberikan sebuah pelajaran penting dalam hidup saya untuk selalu belajar, tidak menyerah, menerima masukan, memperbaiki kesalahan, harus lebih teliti lagi, bangkit dari keadaan yang hampir menjatuhkan, dan terus melangkah tanpa lelah. Hamba Allah tidak akan pernah berhenti di persimpangan. Hanya ketika bertemu dengan-Nyalah, waktu-waktu untuk istirahat.

            Ya, waktu. Saya harus lebih memperhatikan betul-betul waktu yang saya miliki. Begitu cepat waktu berjalan. Dalam pepatah Arab dikatakan “Alwaktu kasshaif”. Waktu itu seperti pedang, jika kita tidak bisa memanfaatkan atau mengendalikannya dengan baik, maka ia akan membunuh kita. Tidak boleh sedetik pun meremehkan, menyia-nyiakan, apalagi berleyeh-leyeh. 

            Untuk selanjutnya, saya berdoa, semoga saya bisa menyelesaikan skripsi saya secepatnya. Dijauhkan dari rasa malas dan santai-santai. Target Januari sudah harus fixed sampai Bab 5 dan semuanya apa-apanya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.  

Surabaya, 29-30 Desember 2019

Comments

POPULAR POST